Sabtu, 15 Oktober 2016

Perbandingan Pendidikan Di Saudi Arabia


PERBANDINGAN PENDIDIKAN DI SAUDI ARABIA


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan secara terus menerus sebagai akumulasi respon terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini serta pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya. Indonesia yang merupakan negara berkembang, masih banyak masalah pendidikan yang melanda Indonesia. Salah satunya adalah pendidikan yang belum bisa mencerdaskan bangsa. Hal ini menuntut perlu adanya perbaikan system pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum.
Posisi Timur Tengah sebagai tujuan utama tempat studi Islam masih belum tergantikan di mata kaum Muslimin Indonesia. Meski sebagian mereka mulai melirik Barat sebagai tempat studi Islam, namun beberapa universitas dan pusat-pusat studi Islam di Timur Tengah tetap menjadi alternatif utama untuk melanjutkan jenjang studi. Dua daerah Timur Tengah yang paling sering dijadikan tumpuan tempat menimba ilmu keislaman adalah haramain (Makkah dan Madinah) di Saudi Arabia serta Kairo di Mesir.[1]
Lalu bagaimana pendidikan di negeri Haji, Arab Saudi. Apakah kelebihan-kelebihan yang dimiliki pendidikan Arab Saudi, akankah dapat diambil beberapa perbandingan.  Kami akan coba paparkan tentang Sistem Pendidikan di Arab Saudi, mudah-mudahan bisa dimanfaatkan untuk menjadi bahan dalam mengembangkan pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik.
  1. RUMUSAN MASALAH
1.       Letak Geografis, Struktur dan jenis pendidikan di Arab Saudi ?
2.     Bagaimana Sistem perjenjangan pendidikan dan managemen pendidikan di Arab Saudi
3.       Bagaimana kebijakan negara Arab Saudi terhadap pendidikan agama Islam?
4.       Bagaimana perekonomian, pengembangan kependidikan dan kesejahteraan guru di Arab 
       Saudi  ?


BAB II
PEMBAHASAN
A.       Letak Geografis
Nama resmi negara ini adalah Kerajaan Arab Saudi, yang  berdiri pada tanggal 23 September 1932 dengan ibukota Riyadh. Kerajaan ini dipimpin pertama kali oleh Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman as-Sa'ud, dengan kata lain nama Saudi berasal dari kata nama keluarga Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman as-Sa'ud.[2]
Arab Saudi menempati 80 persen luas semenanjung Arab. Secara geografis negara ini berbatasan dengan Jordania, Kuwait, dan Irak di sebelah utara, Laut Merah di sebelah barat, Qatar dan Uni Emirat Arab di sebelah timur, serta Yaman dan Oman di sebelah selatan.  Saudi Arabia adalah negara yang menganut hukum berbasis Islam di mana hukum syariah sebagai dasar konstitusi dan sistem hukum. Penemuan ladang minyak dan peningkatan konsumsi minyak pada awal tahun 1970-an mendorong perkembangan industri dan urbanisasi yang begitu pesat. Saat ini, 70% populasinya menghuni kota-kota besar dan tulang punggung perekonomian masih bergantung pada industri minyak, sementara Arab Saudi banyak menggunakan tenaga asing karena kebutuhan SDM yang begitu besar. Saudi Arabia pada umumnya daerah padang pasir yag kering yang mendapat hujan rata-rata 100 milimeter per tahun.
Saudi Arabia termasuk pengekspor gandum terbesar ke-6. Perkebunan kurmanya yang berkualitas tinggi juga mampu menembus pasar internasional. Untuk meningkatkan pelayanan terhadap jama’ah haji, pemerintah setempat terus-menerus membangun dan merenovasi berbagai bangunan dan fasilitas yang berhubungan dengan ibadah haji, termasuk pembangunan dan perenovasian masjid-masjid di Makkah dan Madinah.[3] Selama berabad-abad ibadah haji ini tidak sekedar menjalankan kewajiban agama, tetapi sebagai sumber devisa negara yang terbatas di dunia mengalahkan income hasil kunjungan wisata negara-negara. produksi minyak Saudi Arabia menjadi basis pendapatan negara, meskipun baru dimulai pada tahun 1973 ketika terjadi revolusi harga minyak dunia, pembangunan nasional Saudi Arabia mengalami peningkatan dramatis. Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Saudi Arabia pada tahun 1977 mencapai 40 triliun US$, Tiga tahun kemudian meningkat menjadi 70 triliun US$. Maka konten saja dana sebesar itu mampu mengembangkan infrastruktur kota. Tidak ketinggalan pula, bidang pendidikan. Selain dari kunjungan jama’ah haji, kekuatan ekonomi Saudi Arabia bersumber dari minyak.
B.     Struktur dan Jenis Pendidikan Arab Saudi
            Badan yang mengelola pendidikan formal  Arab saudi beragam dan indpenden antara yang satu dengan yang lainnya, akan tetapi rencana dasar program-program pendidikan hampir sama. Berikut ini menunjukkan struktur pendidikan formal Arab Saudi.[4]
Struktur Pendidikan Formal Arab SaudiText Box: Posttgraduate
Studies
Text Box: Posttgraduate
Studies
               

























 



Text Box: Other

Text Box: Religious Institutes Secondary

Text Box: Tehnical EducationText Box: Teacher InstitutesText Box: Secondary School Science Arts General                                                                                                                                                                    Special Education                                                                                                        




















 
Text Box: Religious Institutes (inter mediate)Text Box: Other               













 


                                                                         












 


Text Box: kindergartens                Grade


Sistem pendidikan di Arab Saudi yaitu memisahkan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Secara umum System Pendidikan di Arab Saudi terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan sekunder/lanjutan,pendidikan prasekolah, pendidikan khusus, pendidikan vokasional, teknik dan bisnis, pendidikan orang dewasa dan pendidikan nonformal, dan pendidikan tinggi yang akan dijabarkan lebih jauh sebagai berikut:[5]
1. Pendidikan Dasar (Primary Education) , terdiri dari:[6]
a. Sekolah Dasar.
Durasi: 6 tahun (umur 6 – 12 tahun)
Pelajaran wajib: bahasa arab, seni, geografi, sejarah, ekonomi rumah tangga (khusus perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki), studi Islam, dan sains.
b.  Sekolah Menengah
Durasi: 3 tahun (umur 12 – 15 tahun)                                        
Pelajaran wajib: bahasa arab, seni, bahasa inggris, geografi, sejarah, ekonomi rumah (khusus perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki), studi Islam, dan sains.
2. Pendidikan Lanjutan (Secondary Education), terdiri dari:
a.  Pendidikan Lanjutan Umum
Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun).
Pelajaran wajib: selama tahun pertama mendapat pelajaran umum yang sama, 2 tahun terakhir dibagi menjadi sains dan sosial (literacy). Siswa yang mempunyai grade 60% atau lebih boleh memilih keduanya, sedangkan yang kurang 60% harus memilih sosial.[7]
Pelajaran umum: Bahasa arab, biologi, kimia, bahasa inggris, geografi, sejarah, ekonomi rumah tangga (khusus perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki), dan pendidikan agama.[8]
b.      Pendidikan Lanjutan Agama
Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun).
Bahasa arab dan literature, bahasa Inggris, kebudayaan umum, geografi, sejarah, dan pendidikan agama.
c.      Pendidikan Lanjutan Teknik
 Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun).
Ada 3 ( tiga ) tipe pendidikan lanjutan teknik yaitu :[9]
1)  Teknikal 
Mempelajari : gambar arsitektur, otomotif, elektrikal, mekanika mesin, mekanika metal, radio dan televisi. Dan pelajaran tambahan bahasa Arab, kimia, bahasa Inggris, matematika, pendidikan fisika, dan  pendidikan agama.
2)  Komersial,
Mempelajari : bahasa Arab, akuntansi dan pembukuan, korespondensi komersial, ekonomi, bahasa Inggris, matematika ekonomi, matematika umum, geografi, manajemen dan kesekretariatan, dan pendidikan agama.
3)  Agrikultural.                       
Mempelajari : ekonomi agrikultur, agronomi, perkembangbiakan hewan, biologi terapan, kimia terapan, matematika terapan, fisika terapan, bahasa Arab, bahasa Inggris, manajemen pertanian dan lahan, holtikultura, pendidikan agama,pemasaran, dan nutrisi pangan.
Dan juga tersedia pendidikan khusus menghafal al-Qur'an di jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, dam juga Pendidikan Industri, Perdagangan dan Pertanian. Pendidikan Umum diawasi oleh Kementerian Pendidikan dan Pengajaran Arab Saudi sementara Pendidikan Tinggi diawasi oleh Kementerian Pendidikan Tinggi Arab Saudi.[10]
Sejak beberapa tahun yang lalu juga, Pemerintah Arab Saudi juga membuat Program Pelayan Dua Tanah Suci untuk Beasiswa ke luar negeri, yakni program besar dan ambisius yang bertujuan untuk mengembangkan bakat Warga Negara Arab Saudi dengan mengirimkan warga Saudi ke universitas-universitas di berbagai belahan dunia, program ini sudah diikuti oleh 10 ribu penerima beasiswa.
3. Pendidikan Prasekolah
Pendidikan prasekolah di Saudi Arabia, baik negeri maupun swasta berada di bawah GAGE. Dikarenakan seluruh personilterlibat dalam pengelolaannya baik staf administratif atau guru adalah wanita. Pada sekolah ini anak laki-laki boleh digabung dengan anak-anak perempuan hingga usia 7 tahun. Sesudah itu mereka mulai dipisahkan. Anak laki-laki meneruskan pendidikan ke sekolah di bawah kementrian pendidikan sedangkan anak perempuan ke sekolah yang berada di bawah GAGE.
Pendidikan prasekolah di Arab Saudi, tidak hanya ketinggalan dalam jumlah akan tetapi juga dalam hal kualitas. Ada beberapa sekolah yang memiliki kualitas tapi juga ada banyak yang kurang sekali kualitasnya, diantaranya : kurangnya personil guru, fasilitas kurang memadai, kurangnya dana dan lain sebagainya. akan tetapi walaupun banyaknya kekurangan tapi penelitian menunjukkan bahwa berada pada taman kanak-kanak selama satu tahun atau lebih, memperlihatkan hasil yang lebih baik di sekolah dasar.
4. Pendidikan Khusus
            Pada sekolah ini, murid-murid terbagi pada kelompok-kelompok bermain, sekolah dasar. Sekolah menengah pertama dan tingkat atas, dan sebagian pada program-program vokasional.
Jumlah keseluruhan murid yang dilayani pada sekolah pendidikan khusus ini jauh di bawah yang diharapkan pemerintah. Ini jelas merupakan kelemahan dan kemunduran yang ada pada sistem pendidikan di Arab Saudi. Sekolah ini biasanya tidak dilengkapi dengan staff atau tidak mempunyai staff yang khusus untuk melayani anak-anak yang punya cacat ringan, dan tanpa lembaga pendidikan khusus yang memadai jumlahnya, anak-anak cacat di Arab Saudi jumlahnya sangatlah besar itu akan terabaikan tanpa adanya didikan, tidak terlatih dan juga tanpa adanya perhatian.[11]
5. Pendidikan Orang Dewasa dan Pendidikan Nonformal.
            Tujuan utama dari pendidikan bagi orang dewasa di Saudi Arabia yaitu untuk menghilangkan  buta huruf masyarakat di Arab Saudi. Sebagian besar orang-orang yang ikut dalam program pendidikan ini, mereka ingin memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pekerjaan baik di sektor swasta atau pemerintah serta memperbesar peluang untuk mendapat promosi. Pendidikan keterampilan bukanlah tujuan pendidikan program pendidikan orang dewasa kecuali pada sebagian kecil sekolah-sekolah untuk wanita yang diselenggarakan pihak swasta dan pemerintah. Biasanya keterampilan mengetik mendapat prioritas di samping keterampilan lain bagi wanita agar dapat bekerja dalam tugas-tugas tertentu.
            Dan kenyataannya Partisipasi masyarakat dalam program pendidikan orang dewasa menurun. Penyebabnya adalah :[12]
a.       Pendidikan nonformal di Arab Saudi dalam pandangan orang dewasa berbentuk pelajaran persiapan untuk memasuki perkuliahan di perguruan tinggi, dan tidak ada atau sedikit sekali pendidikan atau latihan yang bertalian dengan pekerjaan.
b.      Oleh karena pemerintah secara resmi sedang berusaha keras menghapuskan iliterasi, maka program pendidikan orang dewasa ini tidak mencapai sasarannya. Terkadang ada sumber dana yang dialokasikan untuk program pendidikan nonforml dialihkan ke program pendidikan formal.
c.       Adanya peningkatan pendapatan negara melali minyak dan yang ada hubungannya dengan minyak, maka program subsidi dan program kesejahteraan juga bertambah banyak untuk pendidikan nonformal, akan tetapi terhadang penerimanya tidak relevan dan tidak langsung menyentuh aspek kesejahteraan, sehingga usaha itu tidak banyak manfaatnya.
3.Pendidikan Tinggi (Higher Education)
Pendidikan tinggi atau universitas di Arab Saudi terbagi menjadi dua bagian utama yakni: [13]
1)  Pendidikan Tinggi Umum
§  Universitas,
§  Institut untuk perempuan (college for women),
§  Institute administrasi publik (institute of public administration)
§  Institute keguruan (teacher training college).
Semua Pendidikan Tinggi Umum di atas berada di bawah supervisi Kementerian Pendidikan Tinggi (Ministry of Higher Education) yang ada di Arab saudi. Untuk pendidikan tinggi ini, tingkatannya sama seperti universitas pada umumnya, yaitu:[14]
v  Strata 1 (Bachelor) :
Untuk S1, waktu yang dibutuhkan adalah 4 tahun (minimal), tetapi untuk teknik, medis, dan farmasi dibutuhkan minimal 5 tahun untuk menyelesaikannya.
v  Strata 2 (Master) :
Untuk S2 (Master) dibutuhkan minimal 2 tahun untuk menyelesaikannya dengan syarat harus sudah menyelesaikan S1. Ada dua jalur untuk S2, dengan tesis (by thesis) atau dengan kuliah (by course). Apabila kita mengambil jalur tesis, maka setelah menyelesaikan matakuliah yang sudah ditentukan, kita harus menyelesaikan tesis kurang lebih selama satu tahun ( 2 semester), sedangkan untuk jalur kuliah, kita hanya perlu menyelesaikas seluruh mata kuliah yang telah ditentukan, namun dengan jumlah mata kuliah yang lebih banyak.
v  Strata 3 (Doctor) :
Untuk S3, lama waktu yang dibutuhkan adalah 3 tahun setelah menyelesaikan S2. untuk S3, kita harus menyelesaikan mata kuliah dan mengumpulkan disertasi yang merupakan hasil riset independen yang telah dilakukan. Selain itu, tambahan syarat kadang-kadang diperlukan, seperti: minimal mempublikasikan jurnal internasioanl atau konferensi internasional.
Sebagai tambahan, ada beberapa universitas khusus untuk perempuan yang sebagian besar berfokus kepada ilmu pendidikan. Jenjang yang tersedia untuk universitas khusus perempuan ini mulai dari S1 sampai S3.
Universitas besar di Arab Saudi di antaranya King Saud University, King Fahd University of Petroleum and Mineral, King Abdul Aziz University, King Faisal University, dan universitas baru King Abdullah University of Science and Technology (KAUST).[15]
2)  Pendidikan Tinggi Agama.
Yaitu Universitas Islam Madinah (Islamic University of Medinah), Universitas terbaik di Arab Saudi untuk pendidikan agama Islam, Universitas ini berada di bawah supervisi dewan menteri (Council of Ministers).
C. Sistem Penjenjangan Pendidikan yang Dikembangkan
Ditingkat pendidikan Islam dibentuk dua macam madrasah, yaitu Madrasah al-Qur’an (jenis taman pendidikan Al-qur’an di Indonesia) dan Madrasah Ibtidaiyah (sekolah dasar) menggantikan sekolah Desa yang dihapus pada tahun 1954.[16] Untuk tingkat menengah, semua terdapat dua jenjang sekolah umum (non kejuruan), yaitu Kafaah dan Tuhijiyah yang masing-masing lamanya tiga tahun, tetapi kemudian diubah menjadi I’dadiyah yang lama belajarnya juga tiga tahun. Perubahan kebijakan pendidikan di Saudi Arabia ini tidak mengalami kesulitan, di antaranya karena mengingat komposisi masyarakatnya yang homogen, dengan Islam sebagai satu-satunya pandangan hidup.
Ditingkat menengah atas yang disebut Madrasah Tsanawiyah terdapat dua jurusan, yaitu Ilmi (jurusan ilmu pengetahuan) dan Adabi (Jurusan sastra). Sekolah ini bersifat umum (nonkejuruan) dengan fokus mempersiapkan para siswanya untuk melanjutkan studi ketingkat perguruan tinggi. Meskipun demikian, bagi mereka yang bermaksud untuk terjun ke masyarakat disediakan ketrampilan tertentu oleh lembaga pendidikan dengan berbagai alternatif jurusan, misalnya keguruan, perusahaan, perdagangan, kejian Alquran, dan teologi Islam.
Pendidikan bagi anak-anak wanita Saudi dikelola secara khusus oleh suatu badan yaitu General Administration of Girl’s Education (GAGE) yang dibentuk pada tahun 1960. Pendirian sekolah-sekolah khusus bagi anak-anak wanita tertunda karena adanya rasa keberatan dari sebagian orang tua dan ulama yang beranggapan bahwa pendirian sekolah-sekolah modern itu berdampak tidak baik bagi anak-anak wanita. Sekolah-sekolah wanita ini diletakkan dibawah pengawasan dan pengelolaan ulama, dan dengan demikian terpisah dari Kementrian Pendidikan. [17]
Seluruh pendidikan prasekolah di Saudi Arabia, baik negeri atau swasta berada di bawah GAGE. Alasannya adalah karena seluruh personil yang terlibat dalam pengelolaannya, baik staf administratif atau guru adalah wanita. Pada sekolah-sekolah ini berlaku sistem koedukasional di mana anak laki-laki boleh digabung dengan anak-anak perempuan sampai mereka berusia 7 tahun. Sesudah itu mereka mulai dipisahkan, anak laki-laki meneruskan pendidikannya ke sekolah-sekolah di bawah Kementrian Pendidikan, dan anak perempuan ke sekolah-sekolah yang berada di bawah GAGE.
D. Managemen pendidikan di Arab Saudi
1. Kurikulum dan metode Pembelajaran
          Sistem pendidikan di Saudi Arabia pada dasarnya mengambil kurikulum yang ada pada Negara-negara Arab lainnya, terutama Negri Mesir, dengan lebih menekankan pada mata pelajaran keagamaan. Kurikulum untuk sekolah-sekolah pria dan wanita pada setiap jenjang yang sama pada praktiknya, kecuali sekolah wanita ,menambahkan pelajaran manajemen rumah tangga sementara sekolah pria ,menambahkan mata pelajaran  pendidikan jasmani, yang tidak diajarkan pada wanita. Sekolah-sekolah swasta diharuskan oleh peraturan mengikuti kurikulum yang sama seperti pada sekolah-sekolah  negeri.  Sungguhpun demikian, banyak sekolah swasta yang boleh menambahkan mata pelajaran popular seperti  bahasa inggris dan komputer.
          Kementrian Pendidikan dan Badan Administrasi Umum Pendidikan Wanita (GAGE) sama-sama memiliki bagian kurikulum, walaupun sedikit sekali yang telah berubah dalam kurikulum mereka semenjak pendiriannya. Kedua lembaga itu, menyewa pengarang-pengarang untuk menyiapkan buku teks, mencentaknya, serta membagikannya  kesekolah-sekolah. Dengan demikian, terdapat kurikulum yang seragam diseluruh Saudi Arabia.
          Penerapan kurikulum dimonitor melalui berbagai cara seperti melalui kepala sekolah, kunjungan oleh para inspektur dikantor-kantor distrik, dan juga melalui sistem ujian akhir yang mencakup seluruh materi yang seharusnya diajarkan pada setiap semester.
          Pemilihan metode mengajar, berbeda antara masing-masing mata pelajaran. Guru-guru mata pelajaran agama lebih menekankan hapalan, dan jarang sekali menggunakan peralatan mengajar selain dari papan tulis. Guru bahasa arab menggunakan papan tulis di samping menggunakan metode hapalan teks. Guru bahasa ilmu eksakta menggunakan laboratorium kalau peralatan itu tersedia di sekolahnya. Tetapi, hampir semua laboratorium sekolah serba tidak lengkap, baik kekurangan dalam peralatannya, atau dalam tenaga profesional, atau keduanya. Laboratorium bahasa tersedia hanya pada sekolah-sekolah yang tergolong elit untuk pengajaran bahasa inggris.[18]
Bahasa Arab merupakan bahasa pengantar mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama sampai ke level sekolah menengah atas. Pada perguruan tinggi, bahasa arab menjadi bahasa pengantar pada bidang seni, himaniora, dan ilmu-ilmu sosial. Bahasa inggris merupakan bahasa pengantar pada bidang engineering, kedokteran dan ilmu-ilmu alami. Jarang sekali buku-buku teks untuk level perguruan tinggi yang ditulis dalam bahasa arab, dan dosen-dosen yang harus menggunakan bahasa arab terpaksa mengetik bahan kuliyahnya terlebih dahuli kedalam bahasa arab dan menggunakannya sebagai bahan dasar perkuliyahannya serta menggunakannya sebagai buku teks juga. Akibatnya ialah terjadinya pendangkalan ilmu pengetahuan pada beberapa jurusan di perguruan tinggi.
Hubungan guru-murid berlangsung dalam bentuk formal. Manajemen kelas tergantung pada gabungan antara moral, urutan otoritas, persuasi, peringatan, dan hukuman. Hukuman badan secara resmi dilarang, tetapi sering juga terjadi pada tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Secara resmi ada organisasi resmi orangtua murid dan guru. Organisasi ini mengadakan pertemuan 1-2 kali dalam setahun.
2.  Ujian dan Kenaikan Kelas
Di Arab Saudi berlaku sistem ujian sesuai dengan grade. Pada grade 1 sampai 12, tahun ajaran dibagi menjadi dua semester. Bahan belajar untuk satu tahun dibagi dalam dua bagian. Pada akhir setiap semester, diadakan ujian yang mencakup bahan pelajaran satu semester. Nilai ujian murid ditambahkan untuk kedua semester dan menghasilkan nilai untuk tahun itu. Apabila nilai itu lebih rendah dari presentase tertentu biasanya 50%, murid itu gagal dalam mata pelajaran itu, dan harus mengikuti ujian kembali pada libur musim panas. Sekiranya murid yang bersangkutan gagal lagi memperoleh nilai minimal, ia terpaksa mengulang pada grade yang sama, mengambil kembali semua mata pelajaran, termasuk yang sudah mendapat nilai baik (sudah lulus). Berhasil melewati dengan demikian, merupakan satu-satunya kriteria untuk naik dari grade yang satu ke grade yang lebih tinggi.
Sistem ujian perguruan tinggi juga berlangsung dalam sistem semester. Beberapa universitas dipakai satuan kredit semester (SKS), dan dengan demikian mahasiswa yang gagal dalam satu mata kuliyah tidak harus mengulang keseluruhan tahun atau semester, atau mengulang semua mata kuliah yang diambil tahun atau semester itu. Yang diulang hanta mata kuliah yang belum lulus saja, dengan catatan kalau mata kuliah itu merupakan mata kuliah wajib (required). Kemudian sistem SKS mendapat kritikan yang sangat keras dan dihentikan untuk semua universitas kecuali pada King Fahd University of Petrolium of Petrolium and Miniral.


E. Kebijakan Negara Arab Saudi Terhadap Pendidikan Agama Islam
Sejak tahun dahulu, Saudi Arabia telah melancarkan usaha pendidikan. Pendidikan didirikan secara cuma-cuma bagi semua penduduk, seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah. Bahkan sekolah atau lembaga tertentu yang didirikan di luar negeri untuk mempopulerkan bahasa arab atau kajian Islam, bukan hanya tanpa biaya, melainkan pendaftar yang diterima mendapat tunjangan dana akomodasi, buku-buku serta lainnya. Belakangan ini Arab Saudi telah menggandakan Alquran dan Terjemahannya yang telah diratifikasi oleh Departemen Agama di Indonesia untuk dicetak dan dibagikan ke berbagai masjid serta institusi pendidikan islam lainnya.
Sejumlah kecil lembaga swasta telah menawarkan pendidikan sekuler terbatas untuk anak laki-laki, namu universitas pertama tidak didedikasikan untuk mata pelajaran agama, universitas Riyadh, kemudian diganti dengan King Saud Universitas, didirikan. Departemen pendidikan, yang diberikan lembaga pendidikan publik untuk anak laki-laki, didirikan pada tahun 1954. Pendidikan publik didanai untuk anak perempuan dimulai di bawah inspirasi kemudian Crown Prince Faisal dan Iffat istrinya.
Pendidikan Islam tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-calon anggota dewan ulama.[19] Kurikulum untuk sekolah islam tradisional juga sebagian menggunakan kurikulum pendidikan umum, tetapi fokusnya pada studi Islam dan bahasa Arab. Untuk pendidikan agama, dilakukan dibawah supervisi dari Universitas Islam Imam Saud (Riyadh). dan Universitas Islam Madinah (Madinah). Namun demikian, di universitas-universitas umum, pelajaran agama islam merupakan mata kuliah wajib apapun jurusan mahasiswa. Dan juga dunia pendidikan di Arab Saudi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pemerintah Arab Saudi menggratiskan seluruh biaya pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Untuk sekolah-sekolah khusus seperti sekolah penghafal Al-Qur’an pemerintah Arab Saudi memberikan tunjangan yang bervariasi tergantung pada tingkatannya. Khusus untuk mahasiswa, baik S1, S2 maupun S3 mereka mendapat tunjangan bulanan sebesar 900 SR. Tunjangan ini tidak hanya diberikan kepada mahasiswa asli Saudi tapi juga diberikan kepada seluruh mahasiswa asing yang kuliah di Arab Saudi. Jumlah tunjangannya pun sama 900 SR/bulan seperti terlihat pada gambar di bawah, bukan 2000 SR/bulan.
F. Perekonomian Arab Saudi

1.    Pendapatan Nasional Arab Saudi
Pendapatan Nasional Arab Saudi berasal sebagian besar dari Haji dan Umrah, dan Arab Saudi pula pernah menjadi rekor tahun 2012 mencapai USD218,7, dan Pendapatan Arab Saudi juga berasal dari Minyak Ekspor.[20]
  Arab Saudi merupakan negara yang perekonomiannya berbasis pada minyak dengan kendali pemerintah yang cukup kuat terhadap sebagian besar aktivitas ekonomi negara. Arab Saudi tercatat menguasai sekitar 16 persen dari cadangan minyak di dunia dan memainkan peranan besar di OPEC.
          Sektor minyak tercatat berkontribusi sebanyak 80 persen dari pendapatan anggaran, 45 persen dari pendapatan domestik bruto dan 90 persen dari pendapatan ekspor. Arab Saudi juga tengah mendorong pertumbuhan sektor swasta guna mendiversifikasi perekonomiannya.
Upaya diversifikasi kini fokus pada pembangkit listrik, telekomunikasi, gas alam dan eksplorasi. Guna menarik investasi Asing, pemerintah juga mendirikan enam kota perekonomian di wilayah berbeda.
          Arab juga menghabiskan dana US$ 373 miliar antara 2010-2014 pada pengembangan sosial dan berbagai proyek infrastruktur untuk memajukan perekonomiannya. (Sis/Gdn).

2.      Kemiskinan Arab Saudi

60 persen rakyatnya kini hidup di bawah garis kemiskinan. Walaupun negara ini menyandang status sebagai eksportir minyak mentah terbesar di dunia, namun sekitar 60 persen rakyatnya hidup di bawah garis kemiskinan, pernyataan ini dilansir dari media cetak terbitan Riyadh. Khaled al-Harbi, seorang jurnalis Saudi menulis dalam salah satu artikelnya bahwa Arab Saudi mengantongi sedikitnya 400 milyar USD per tahun. Itu berarti rata-rata gaji warga Saudi seharusnya sekitar 400 USD atau 1.500 riyal.
Sedangkan menurut Syura (Majelis Permusyawaratan Arab Saudi) sekitar 3 juta jiwa atau sekitar 22 persen penduduk Saudi hidup di bawah garis kemiskinan.[21]
Situasi ini membuat para aktivis Arab Saudi geram dan langsung mengkritik Riyadh karena telah menghabiskan uang untuk membeli senjata dari barat, bukan untuk membantu meningkatkan taraf hidup jutaan warga yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Sekadar mengingatkan bahwa negara Arab Saudi merupakan negara eksportir minyak mentah terbesar di dunia. 90 persen dari total ekspor negara ini adalah minyak mentah.

Susunan Anggaran Negara / Perkiraan Anggara Negara


PERBANDINGAN APBN ARAB SAUDI TAHUN 2013 - 2014
NO
SEKTOR
TAHUN
2013
(SR-US$ miliar)
2014
(SR-US$ miliar)
1
Pendidikan/Pelatihan
204 (US$ 54.4)
210 (US$ 56)
2
Kesehatan/Sosial
100 (US$ 26,66)
108 (US$ 28.8)
3
Infrastruktur/Transportasi
65 (US$ 17.33)
66.6 (US$ 17.76)
4
Air/Pertanian/Sumber ekonomi lainnya 
57 (US$ 15.2)
61 (US$ 16.26)
5
Kotapraja
36 (US$ 9.6)
39 (US$ 10.4)
6
Dana Pembangunan Khusus & Program Finansial Pemerintah
68.2 (US$ 18.18)
85.3   (US$ 22.74)


3.      Perkiraan Penerimaan Negara
Arab Saudi pada tahun 2013 mengalami surplus  APBN sebesar SAR 9 milyar (US $ 2,4 milyar) dimana pendapatan sebsar SAR 829 miliar (US$ 221,1 milyar) sedangkan pengeluaran sebesar SAR 820 milyar (US$ 218,7 milyar) sedangkan untuk cadangan devisa pada akhir tahun 2014 diperkirakan akan mencapai SAR 3.06 triliun atau mengalami peningkatan 13% dari cadangan tahun sebelumnya 2013, kenaikan cadangan sejak 2010 dapat diilustrasikan, sebagai berikut :[22]

Cadangan Arab Saudi
Aset Cadangan Arab Saudi (SR miliar)
Jenis
Desember 2013
Desember 2014
Investasi di bursa efek Luar Negeri
1.947.7
1.665.2
Mata uang asing & deposito di luar negeri
716.6
737.3
Special drawing rights (SDRs)
36.2
37
Cadangan pada IMF
19.4
21.1
Emas
1.6
1.6
Total
2.721.5
2.462.2


P  
                                                                
      Perbandingan Cadangan Arab Saudi

TAHUN
TOTAL CADANGAN (SAR JUTA)
2010
1.669.262
2011
2.040.055
2012
2.462.153
2013
2.721.468
2014 (prediksi)
3.064.271

4.      Dasar Perhitungan Perkiraan Penerimaan Negara 
Untuk memperoleh hasil perkiraan penerimaan Negara,ada beberapa hal pokok yang harus diperhatikan. Hal-hal tersebut adalah:
    Penerimaan Dalam Negeri dari Migas:
        Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah :
Produksi minyak rata-rata per hari, Harga rata-rata ekspor minyak mentah, Penerimaan Dalam Negeri diluar Migas     
        Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah :
Pajak penghasilan, Pajak pertambahan nilai, Bea masuk, Cukai, Pajak ekspor, Pajak bumi dan bangunan, Bea materai, Pajak lainnya, Penerimaan bukan pajak, Penerimaan dari hasil penjualan BBM
5.      Perdagangan antar negara di Negara Arab Saudi
Menurut laporan Perkembangan Ekonomi dan Outlook Saudi real GDP Arab Saudi mencapai 3 persen pada tahun 2013 pertumbuhan ini didorong oleh sektor migas dan sektor non migas. National Commercial Bank (NCB) melaporkan Neraca transaksi berjalan Arab Saudi diperkirakan akan surplus pada tahun 2013. Berdasarkan harga minyak dan asumsi produksi, diperkirakan pendapatan minyak ekspor menurun sebesar 6,6 persen ke rekor mendekati $ 325 miliar. Sementara itu, ekspor nonmigas juga diperkirakan menyusut menjadi hampir 13,7 persen sampai $ 42 miliar karena penurunan harga internasional untuk petrokimia dan produk sampingan lainnya yang terkait dengan minyak. 
Nilai ekspor Arab Saudi pada bulan Januari 2013 naik 2,87% mencapai SR 15,082 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012, yang hanya mencapai SR 14,662 miliar. Sementara itu, nilai impor Arab Saudi bulan Januari 2013 mencapai SR 49,752 miliar dibandingkan dengan SR 45,148 miliar, pada bulan Januari 2012, meningkat sebesar SR 4,604 miliar, atau naik 10,2% dibanding periode yang sama tahun 2012.
Adapun 5 negara teratas tujuan ekspor Arab Saudi pada bulan Januari 2013; yang pertama adalah Cina dengan nilai total mencapai SR 2,25 miliar, disusul oleh Uni Emirat Arab dengan nominal ekspor mencapai SR 1,41 miliar. Diposisi ketiga ada Amerika Serikat dengan angka 1,04 miliar, kemudian Singapore diurutan keempat dengan nilai ekspor SR 761 juta dan yang kelima adalah India dengan nilai total ekspor mencapai SR 723 juta.
Sedangkan 5 besar negara pengimpor ke Arab Saudi pada bulan Januari 2013 adalah Cina yang mencapai SR 6,81 miliar, kemudian Amerika Serikat senilai SR 6,66 miliar, lalu Republik Korea SR3,64 miliar, Jerman SR 3,32 miliar dan Jepang SR 3,26 miliar
Hambatan - hambatan perdagangan antar negara di Arab Saudi, yaitu :[23]

1. Eksport dari Arab Saudi ke Negara lain :
* Masalah Masyarakatnya yang sangat fanatik
* Kelengkapan dokumen di negara lain
* Quota yang begitu banyak

2. Import ke Arab Saudi :
* Banyak peraturan yang harus dipenuhi
* Penerimaan masyarakat terhadap produk tersebut

- Peran Kurs Valuta asing dalam perekonomian Arab Saudi

   Nilai Ekspor
Ekspor
US DOLLAR
90 %
Minyak Bumi
USA
14,2 %
2013
2012
China
13,6 %
Jepang
13,6 %
Korea Selatan
9,9 %
India
8,2 %
376.300.000.000
388.400.000.000
Singapura
4,3 %

       Nilai Impor
Impor
US DOLLAR
mesin komoditas dan peralatan, bahan makanan, bahan kimia, kendaraan bermotor, tekstil
China
13,5%
2013
2012
USA
13,2%
Korea Selatan
6,6%
Jerman
6,5%
India
6,3%
147.000.000.000
141.800.000.000
Jepang
6%

Arab Saudi memiliki ekonomi berbasis minyak dengan kontrol pemerintah yang kuat terhadap kegiatan ekonomi utama. Hal ini memiliki sekitar 16% dari cadangan minyak dunia terbukti, peringkat sebagai eksportir terbesar minyak bumi, dan memainkan peran utama dalam OPEC. Sektor minyak bumi menyumbang sekitar 80% dari pendapatan anggaran, 45% dari PDB, dan 90% dari pendapatan ekspor. Arab Saudi mendorong pertumbuhan sektor swasta dalam rangka diversifikasi ekonomi dan untuk mempekerjakan warga negara Saudi yang lebih. Upaya diversifikasi berfokus pada pembangkit listrik, telekomunikasi, eksplorasi gas alam, dan sektor petrokimia. Lebih dari 6 juta pekerja asing memainkan peran penting dalam perekonomian Saudi, khususnya di sektor minyak dan layanan, sementara Riyadh sedang berjuang untuk mengurangi pengangguran di kalangan warga sendiri.
Pejabat Saudi secara khusus berfokus pada mempekerjakan penduduk muda yang besar, yang umumnya tidak memiliki keterampilan pendidikan dan teknis kebutuhan sektor swasta. Riyadh telah secara substansial meningkatkan pengeluaran untuk pendidikan dan pelatihan kerja, terakhir dengan pembukaan Raja Abdullah Universitas Sains dan Teknologi - Arab Saudi pertama universitas co-pendidikan. Sebagai bagian dari upaya untuk menarik investasi asing, Arab Saudi memfasilitasi WTO pada tahun 2005 Pemerintah telah mulai membangun enam "kota ekonomi" di berbagai daerah negara itu untuk mempromosikan investasi asing dan berencana untuk menghabiskan $ 373.000.000.000 antara tahun 2010 dan 2014 di pembangunan sosial dan proyek-proyek infrastruktur untuk memajukan pembangunan ekonomi Arab Saudi.

G. Pengembangan Tenaga Kependidikan
  Pengembangan Tenaga Kependidikan.
Sebagian besar sekolah di Saudi Arabia dijalankan pada tiga tingkat pengelolaan: tingkat sekolah, tingkat distrik, dan tingkat nasional.[24] Pada tingkat sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab melaksanakan operasional sekolah sehari-hari, seperti penegakan disiplin, daftar, kehadiran, registrasi, supervisi guru dan sebagainya. Semua sekolah dalam distrik tertentu termasuk pada sebuah direktorat distrik yang bertindak sebagai penghubung antara masing-masing sekolah dan kementrian atau organisasi pemerintah pusat yang membawahinya.
Direktorat distrik bertanggung jawab atas penempatan guru-guru, pertikaian antar guru dan kepala sekolah, pengaduan orang tua, logistik sekolah, dan lain-lain. Kementrian atau badan-badan tingkat nasional berlokasi di ibu kota negara, Riyadh. Fungsi umum kantor-kantor tingkat nasional ini adalah mengangkat personil, menetapkan kebijakan dan kurikulum, mengalokasikan dana, membuat perencanaan, melakukan pemilihan dan pencetakan buku teks, melaksanakan supervisi dan mengadministrasian berbagai upaya pendidikan.
Untuk menyediakan guru-guru dalam rangka perluasan sekolah dasar di Saudi, lembaga pendidikan guru didirikan oleh pemerintah. Program pendidikan berlangsung selama dua tahun dengan calon-calon siswanya dari tamatan sekolah dasar. Lembaga ini kemudian ditingkatkan programnya menjadi tiga tahun sesudah tamatan sekolah menengah pertama, dan inilah yang sebagian besar saat ini yang menjadi guru-guru sekolah dasar di Saudi Arab. Guru-guru untuk sekolah menengah pertama dan atas pada umumnya adalah tamatan perguruan tinggi empat tahun, walaupun ada sebagian guru-guru sekolah menengah pertama tamatan program pendidikan guru pada tingkat menengah.[25]
H. Kesejahteraan guru
Rata-rata wanita Arab Saudi memimpikan atau berkeinginan menjadi guru di Arab Saudi. Sebab, guru dianggap profesi paling tepat untuk kalangan wanita. Tidak teralu menyita waktu dan dianggap bisa berdamai dengan anak-anak dan keluarga.[26]
Ternyata, bukan itu saja. IH.com melansir dari harian Arab News bahwasannya gaji guru di Arab Saudi memang sangat menggiurkan. Fasilitas untuk guru di Arab Saudi sangat istimewa dibanding pegawai negeri lainnya bahkan untuk jabatan tertentu. Arab News memang tak menyebutkan berapa gaji guru di Arab Saudi. Namun, cukup tinggi untuk ukuran Arab Saudi.
Tapi, dengan gaji tinggi itu membuat pengeluaran juga jadi banyak, karena ibu rumah tangga yang bekerja harus menyiapkan seorang pembantu di rumah yang biayanya juga cukup tinggi, diperkirakan mencapai 1.000 Riyal dengan segala macamnya, termasuk penyediaan tiket kembali ke nagara asal pembantu. Secara otomatis pula untuk mengantarnya pulang pergi ke sekolah juga membutuhkan seorang pengemudi lagi, yang harus mengalokasikan anggaran sekitar 1.000 Riyal lagi. Belum lagi kebutuhan lainnya.

KESIMPULAN

Sistem pendidikan di Saudi Arabia pada dasarnya mengambil kurikulum yang ada pada negara-negara Arab lainnya, terutama negara Mesir, dengan lebih menekankan pada mata pelajaran keagamaan. Untuk pengembangan tenaga kependidikan pemerintah membangun lembaga pendidikan guru.
Di indonesia sistem pendidikan tidak memisahklan antara laki-laki dan perempuan. Menggunakan kulikulum KTSP, dan mewajibkan belajar 9 tahun. Daya tarik Arab Saudi disamping sisi dunia kerja, adalah dunia pendidikan. Sistem pendidikan di Arab Saudi memisahkan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Secara umum, sistem pendidikan dibagi menjadi 3 bagian utama: Pendidikan umum untuk laki-laki, Pendidikan umum untuk perempuan dan Pendidikan Islam untuk laki-laki.
Pendidikan Islam tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-calon anggota dewan ulama. Kurikulum untuk sekolah Islam tradisional juga sebagian menggunakan kurikulum pendidikan umum, tetapi fokusnya pada Studi Islam dan Bahasa Arab. Untuk pendidikan agama, dilakukan di bawah supervisi dari Universitas Islam Imam Saud (Riyadh) dan Universitas Islam Madinah (Madinah).
Sistem Pendidikan  pada pendidikan umum di Arab Saudi terdiri dari pendidikan dasar,  pendidikan sekunder, dan pendidikan tinggi. Sistem Pendidikan  pada pendidikan umum di Arab Saudi terdiri dari pendidikan dasar,  pendidikan sekunder, dan pendidikan tinggi. Dan masing-masing pendidikan didukung oleh mata pelajaran yang berbeda sesuai dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri.





DAFTAR PUSTAKA

Assegaf, Abd Rachman, “Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat”, (Yogyakarta: Gama Media, 2014).
Binti Maunah, “Perbandingan Pendidikan Islam”, (Yogyakarta: Teras, 2011)
Nur Syah Agustiar, “Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara”, (Bandung : Lubuk Agung, 2001).
Rahman Imdadun , “Arus Baru Radikal Islam: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia”, (Jakarta : Erlangga, 2010).
Stacey International, The Kingdom Of Saudi Arabia, (London : Stacey International, 2010),
Yanti, “Perbandingan Pendidikan”, (Jakarta : Rizqy Grafika, 2012).




[1] Abdul Hamid dan Yayan, “Pemikiran Modern dalam Islam”, (Bandung : Pustaka setia, 2010), hal 83.
[2] Ibid, hal 86.
[3] Ibid, hal 88.
[4] Agustiar Syah Nur, “Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara”, (Bandung : Lubuk Agung, 2001), hal 42.
[5] Stacey International, “The Kingdom Of Saudi Arabia”, (London : Stacey International, 2010), hal 68.

[7] Assegaf dan Abdurrahman, “Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-negara Islam dan Barat”, (Yogyakarta : Gama Media, 2014), hal 58.
[8] Ibid, hal 62.
[9] Ibid, hal 65
[10]  Abdul Hamid dan Yahya, Op. Cit, hal 98.
[11] Agustiar Syah Nur, Op. Cit, hal 45.
[12] Agustiar Syah Nur, Op. Cit, hal 47.
[13] Binti Maunah, “Perbandingan Pendidikan Islam”, (Yogyakarta : Teras, 2011), hal 73.
[14] Ibid, hal 75.
[15] Stacey International, Op. Cit, hal 74.                                                                     
[16] Binti Maunah, Op. Cit, hal 78.
[17] Yanti, “Perbandingan Pendidikan”, (Jakarta: Rizky Grafika, 2012), hal 105.
[18] Agustiar Syah Nur, Op. Cit, hal 50.
[19] Rahman Imdadun , “Arus Baru Radikal Islam: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia”, (Jakarta : Erlangga, 2010), hal 48.

[20] Assegaf, Abd Rahman, Op. Cit, hal 78.
[21] Assegaf, Abd Rahman, Op. Cit, hal 80.

[22] Yanti, Op. Cit, hal 110.
[23] Assegaf, Abd Rachman, Op. Cit, hal 115.
[24] Yanti, Op. Cit, hal 63.
[25] Agustiar Syah Nur, Op. Cit, hal 49.
[26] Abdul Hamid dan yahya, Op. Cit, hal 120.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KerjaSama Orang Tua dengan Guru Dalam Pembentukan Akhlak siswa Pada Tingkat MI Di Yayasan Wathoniyah 5 ulu Laut Palembang

CONTOH PROPOSAL TESIS PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Agama Islam sangat menjunjung tinggi tingkah laku atau akhlak ya...