PERBANDINGAN PENDIDIKAN DI SAUDI ARABIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di
Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan secara terus menerus sebagai
akumulasi respon terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini
serta pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta seni dan budaya. Indonesia yang merupakan negara berkembang, masih banyak
masalah pendidikan yang melanda Indonesia. Salah satunya adalah pendidikan yang
belum bisa mencerdaskan bangsa. Hal ini menuntut perlu adanya perbaikan system
pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum.
Posisi Timur Tengah sebagai tujuan utama tempat studi Islam masih belum
tergantikan di mata kaum Muslimin Indonesia. Meski sebagian mereka mulai
melirik Barat sebagai tempat studi Islam, namun beberapa universitas dan
pusat-pusat studi Islam di Timur Tengah tetap menjadi alternatif utama untuk
melanjutkan jenjang studi. Dua daerah Timur Tengah yang paling sering dijadikan
tumpuan tempat menimba ilmu keislaman adalah haramain (Makkah dan Madinah) di
Saudi Arabia serta Kairo di Mesir.[1]
Lalu bagaimana pendidikan di negeri Haji, Arab Saudi. Apakah
kelebihan-kelebihan yang dimiliki pendidikan Arab Saudi, akankah dapat diambil
beberapa perbandingan. Kami akan coba paparkan tentang Sistem
Pendidikan di Arab Saudi, mudah-mudahan bisa dimanfaatkan untuk menjadi bahan
dalam mengembangkan pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik.
- RUMUSAN MASALAH
1. Letak Geografis, Struktur dan jenis pendidikan di Arab
Saudi ?
2. Bagaimana Sistem perjenjangan pendidikan dan
managemen pendidikan di Arab Saudi
3. Bagaimana kebijakan negara Arab Saudi terhadap
pendidikan agama Islam?
4. Bagaimana perekonomian, pengembangan kependidikan dan
kesejahteraan guru di Arab
Saudi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Letak Geografis
Nama resmi negara ini adalah Kerajaan Arab Saudi, yang berdiri
pada tanggal 23 September 1932 dengan ibukota Riyadh. Kerajaan ini dipimpin
pertama kali oleh Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman as-Sa'ud, dengan kata lain
nama Saudi berasal dari kata nama keluarga Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman
as-Sa'ud.[2]
Arab Saudi menempati 80 persen luas semenanjung Arab. Secara geografis negara
ini berbatasan dengan Jordania, Kuwait, dan Irak di sebelah utara, Laut Merah
di sebelah barat, Qatar dan Uni Emirat Arab di sebelah timur, serta Yaman dan
Oman di sebelah selatan. Saudi Arabia adalah negara yang menganut hukum
berbasis Islam di mana hukum syariah sebagai dasar konstitusi dan sistem
hukum. Penemuan ladang minyak dan peningkatan konsumsi minyak pada awal
tahun 1970-an mendorong perkembangan industri dan urbanisasi yang begitu pesat.
Saat ini, 70% populasinya menghuni kota-kota besar dan tulang punggung
perekonomian masih bergantung pada industri minyak, sementara Arab Saudi banyak
menggunakan tenaga asing karena kebutuhan SDM yang begitu besar. Saudi Arabia
pada umumnya daerah padang pasir yag kering yang mendapat hujan rata-rata 100 milimeter
per tahun.
Saudi Arabia termasuk
pengekspor gandum terbesar ke-6. Perkebunan kurmanya yang berkualitas tinggi
juga mampu menembus pasar internasional. Untuk meningkatkan pelayanan terhadap
jama’ah haji, pemerintah setempat terus-menerus membangun dan merenovasi
berbagai bangunan dan fasilitas yang berhubungan dengan ibadah haji, termasuk
pembangunan dan perenovasian masjid-masjid di Makkah dan Madinah.[3] Selama
berabad-abad ibadah haji ini tidak sekedar menjalankan kewajiban agama, tetapi
sebagai sumber devisa negara yang terbatas di dunia mengalahkan income hasil
kunjungan wisata negara-negara. produksi
minyak Saudi Arabia menjadi basis pendapatan negara, meskipun baru dimulai pada
tahun 1973 ketika terjadi revolusi harga minyak dunia, pembangunan nasional
Saudi Arabia mengalami peningkatan dramatis. Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN) Saudi Arabia pada tahun 1977 mencapai 40 triliun US$, Tiga tahun kemudian
meningkat menjadi 70 triliun US$. Maka konten saja dana sebesar itu mampu
mengembangkan infrastruktur kota. Tidak ketinggalan pula, bidang pendidikan.
Selain dari kunjungan jama’ah haji, kekuatan ekonomi Saudi Arabia bersumber
dari minyak.
B.
Struktur dan Jenis Pendidikan Arab Saudi
Badan yang mengelola
pendidikan formal Arab saudi beragam dan
indpenden antara yang satu dengan yang lainnya, akan tetapi rencana dasar
program-program pendidikan hampir sama. Berikut ini menunjukkan struktur pendidikan
formal Arab Saudi.[4]
Struktur Pendidikan Formal Arab Saudi



![]() |
![]() |
||||||||
![]() |
![]() |
||||||||
![]() |
|||||||||






![]() |
|||||||||
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
||||||



![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||

![]() |
![]() |
![]() |
|||


Sistem pendidikan di
Arab Saudi yaitu memisahkan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan
syariat Islam. Secara umum System Pendidikan di Arab Saudi terdiri dari
pendidikan dasar, pendidikan sekunder/lanjutan,pendidikan prasekolah,
pendidikan khusus, pendidikan vokasional, teknik dan bisnis, pendidikan orang
dewasa dan pendidikan nonformal, dan pendidikan tinggi yang akan dijabarkan
lebih jauh sebagai berikut:[5]
1. Pendidikan Dasar (Primary
Education) , terdiri dari:[6]
a. Sekolah Dasar.
Durasi: 6 tahun (umur 6
– 12 tahun)
Pelajaran wajib: bahasa
arab, seni, geografi, sejarah, ekonomi rumah tangga (khusus perempuan),
matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki), studi Islam, dan sains.
b. Sekolah
Menengah
Durasi: 3 tahun (umur
12 – 15
tahun)
Pelajaran wajib: bahasa
arab, seni, bahasa inggris, geografi, sejarah, ekonomi rumah (khusus
perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki), studi Islam, dan
sains.
2. Pendidikan Lanjutan
(Secondary Education), terdiri dari:
a. Pendidikan
Lanjutan Umum
Durasi: 3 tahun (umur
15 – 18 tahun).
Pelajaran wajib: selama
tahun pertama mendapat pelajaran umum yang sama, 2 tahun terakhir dibagi
menjadi sains dan sosial (literacy). Siswa yang mempunyai grade 60% atau
lebih boleh memilih keduanya, sedangkan yang kurang 60% harus memilih sosial.[7]
Pelajaran umum: Bahasa
arab, biologi, kimia, bahasa inggris, geografi, sejarah, ekonomi rumah tangga
(khusus perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki), dan
pendidikan agama.[8]
b.
Pendidikan Lanjutan Agama
Durasi: 3 tahun (umur
15 – 18 tahun).
Bahasa arab dan literature,
bahasa Inggris, kebudayaan umum, geografi, sejarah, dan pendidikan agama.
c. Pendidikan Lanjutan
Teknik
Durasi: 3 tahun
(umur 15 – 18 tahun).
Ada 3 ( tiga ) tipe
pendidikan lanjutan teknik yaitu :[9]
1) Teknikal
Mempelajari : gambar
arsitektur, otomotif, elektrikal, mekanika mesin, mekanika metal, radio dan
televisi. Dan pelajaran tambahan bahasa Arab, kimia, bahasa Inggris,
matematika, pendidikan fisika, dan pendidikan agama.
2) Komersial,
Mempelajari : bahasa
Arab, akuntansi dan pembukuan, korespondensi komersial, ekonomi, bahasa
Inggris, matematika ekonomi, matematika umum, geografi, manajemen dan
kesekretariatan, dan pendidikan agama.
3) Agrikultural.
Mempelajari : ekonomi
agrikultur, agronomi, perkembangbiakan hewan, biologi terapan, kimia terapan,
matematika terapan, fisika terapan, bahasa Arab, bahasa Inggris, manajemen
pertanian dan lahan, holtikultura, pendidikan agama,pemasaran, dan nutrisi
pangan.
Dan juga tersedia
pendidikan khusus menghafal al-Qur'an di jenjang Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, dam juga Pendidikan Industri,
Perdagangan dan Pertanian. Pendidikan Umum diawasi oleh Kementerian Pendidikan
dan Pengajaran Arab Saudi sementara Pendidikan Tinggi diawasi oleh Kementerian
Pendidikan Tinggi Arab Saudi.[10]
Sejak beberapa tahun
yang lalu juga, Pemerintah Arab Saudi juga membuat Program Pelayan Dua Tanah
Suci untuk Beasiswa ke luar negeri, yakni program besar dan ambisius yang
bertujuan untuk mengembangkan bakat Warga Negara Arab Saudi dengan mengirimkan
warga Saudi ke universitas-universitas di berbagai belahan dunia, program ini
sudah diikuti oleh 10 ribu penerima beasiswa.
3. Pendidikan
Prasekolah
Pendidikan prasekolah
di Saudi Arabia, baik negeri maupun swasta berada di bawah GAGE. Dikarenakan
seluruh personilterlibat dalam pengelolaannya baik staf administratif atau guru
adalah wanita. Pada sekolah ini anak laki-laki boleh digabung dengan anak-anak
perempuan hingga usia 7 tahun. Sesudah itu mereka mulai dipisahkan. Anak
laki-laki meneruskan pendidikan ke sekolah di bawah kementrian pendidikan
sedangkan anak perempuan ke sekolah yang berada di bawah GAGE.
Pendidikan prasekolah
di Arab Saudi, tidak hanya ketinggalan dalam jumlah akan tetapi juga dalam hal
kualitas. Ada beberapa sekolah yang memiliki kualitas tapi juga ada banyak yang
kurang sekali kualitasnya, diantaranya : kurangnya personil guru, fasilitas
kurang memadai, kurangnya dana dan lain sebagainya. akan tetapi walaupun
banyaknya kekurangan tapi penelitian menunjukkan bahwa berada pada taman
kanak-kanak selama satu tahun atau lebih, memperlihatkan hasil yang lebih baik
di sekolah dasar.
4. Pendidikan Khusus
Pada sekolah ini, murid-murid terbagi pada
kelompok-kelompok bermain, sekolah dasar. Sekolah menengah pertama dan tingkat
atas, dan sebagian pada program-program vokasional.
Jumlah keseluruhan
murid yang dilayani pada sekolah pendidikan khusus ini jauh di bawah yang
diharapkan pemerintah. Ini jelas merupakan kelemahan dan kemunduran yang ada
pada sistem pendidikan di Arab Saudi. Sekolah ini biasanya tidak dilengkapi
dengan staff atau tidak mempunyai staff yang khusus untuk melayani anak-anak
yang punya cacat ringan, dan tanpa lembaga pendidikan khusus yang memadai
jumlahnya, anak-anak cacat di Arab Saudi jumlahnya sangatlah besar itu akan
terabaikan tanpa adanya didikan, tidak terlatih dan juga tanpa adanya
perhatian.[11]
5. Pendidikan Orang
Dewasa dan Pendidikan Nonformal.
Tujuan utama dari pendidikan bagi orang dewasa di Saudi
Arabia yaitu untuk menghilangkan buta
huruf masyarakat di Arab Saudi. Sebagian besar orang-orang yang ikut dalam
program pendidikan ini, mereka ingin memenuhi persyaratan untuk mendapatkan
pekerjaan baik di sektor swasta atau pemerintah serta memperbesar peluang untuk
mendapat promosi. Pendidikan keterampilan bukanlah tujuan pendidikan program
pendidikan orang dewasa kecuali pada sebagian kecil sekolah-sekolah untuk
wanita yang diselenggarakan pihak swasta dan pemerintah. Biasanya keterampilan
mengetik mendapat prioritas di samping keterampilan lain bagi wanita agar dapat
bekerja dalam tugas-tugas tertentu.
Dan kenyataannya Partisipasi masyarakat dalam program
pendidikan orang dewasa menurun. Penyebabnya adalah :[12]
a. Pendidikan nonformal di Arab Saudi dalam pandangan orang dewasa berbentuk
pelajaran persiapan untuk memasuki perkuliahan di perguruan tinggi, dan tidak
ada atau sedikit sekali pendidikan atau latihan yang bertalian dengan
pekerjaan.
b. Oleh karena pemerintah secara resmi sedang berusaha keras menghapuskan iliterasi,
maka program pendidikan orang dewasa ini tidak mencapai sasarannya. Terkadang
ada sumber dana yang dialokasikan untuk program pendidikan nonforml dialihkan
ke program pendidikan formal.
c. Adanya peningkatan pendapatan negara melali minyak dan yang ada hubungannya
dengan minyak, maka program subsidi dan program kesejahteraan juga bertambah
banyak untuk pendidikan nonformal, akan tetapi terhadang penerimanya tidak
relevan dan tidak langsung menyentuh aspek kesejahteraan, sehingga usaha itu
tidak banyak manfaatnya.
3.Pendidikan Tinggi
(Higher Education)
Pendidikan tinggi atau
universitas di Arab Saudi terbagi menjadi dua bagian utama yakni: [13]
1) Pendidikan
Tinggi Umum
§ Universitas,
§ Institut untuk
perempuan (college for women),
§ Institute administrasi
publik (institute of public administration)
§ Institute
keguruan (teacher training college).
Semua Pendidikan Tinggi
Umum di atas berada di bawah supervisi Kementerian Pendidikan Tinggi (Ministry
of Higher Education) yang ada di Arab saudi. Untuk pendidikan tinggi ini,
tingkatannya sama seperti universitas pada umumnya, yaitu:[14]
v Strata 1 (Bachelor)
:
Untuk S1, waktu yang
dibutuhkan adalah 4 tahun (minimal), tetapi untuk teknik, medis, dan farmasi
dibutuhkan minimal 5 tahun untuk menyelesaikannya.
v Strata 2 (Master)
:
Untuk S2 (Master)
dibutuhkan minimal 2 tahun untuk menyelesaikannya dengan syarat harus sudah
menyelesaikan S1. Ada dua jalur untuk S2, dengan tesis (by thesis) atau
dengan kuliah (by course). Apabila kita mengambil jalur tesis, maka
setelah menyelesaikan matakuliah yang sudah ditentukan, kita harus
menyelesaikan tesis kurang lebih selama satu tahun ( 2 semester), sedangkan
untuk jalur kuliah, kita hanya perlu menyelesaikas seluruh mata kuliah yang
telah ditentukan, namun dengan jumlah mata kuliah yang lebih banyak.
v Strata 3 (Doctor)
:
Untuk S3, lama waktu yang dibutuhkan adalah 3 tahun setelah menyelesaikan
S2. untuk S3, kita harus menyelesaikan mata kuliah dan mengumpulkan disertasi
yang merupakan hasil riset independen yang telah dilakukan. Selain itu,
tambahan syarat kadang-kadang diperlukan, seperti: minimal mempublikasikan
jurnal internasioanl atau konferensi internasional.
Sebagai tambahan, ada beberapa universitas khusus untuk perempuan yang
sebagian besar berfokus kepada ilmu pendidikan. Jenjang yang tersedia untuk
universitas khusus perempuan ini mulai dari S1 sampai S3.
Universitas besar di Arab Saudi di antaranya King Saud University, King
Fahd University of Petroleum and Mineral, King Abdul Aziz University, King
Faisal University, dan universitas baru King Abdullah University of Science and
Technology (KAUST).[15]
2) Pendidikan
Tinggi Agama.
Yaitu Universitas Islam
Madinah (Islamic University of Medinah), Universitas terbaik di Arab
Saudi untuk pendidikan agama Islam, Universitas ini berada di bawah supervisi
dewan menteri (Council of Ministers).
C. Sistem Penjenjangan
Pendidikan yang Dikembangkan
Ditingkat pendidikan
Islam dibentuk dua macam madrasah, yaitu Madrasah al-Qur’an (jenis taman
pendidikan Al-qur’an di Indonesia) dan Madrasah Ibtidaiyah (sekolah
dasar) menggantikan sekolah Desa yang dihapus pada tahun 1954.[16] Untuk
tingkat menengah, semua terdapat dua jenjang sekolah umum (non kejuruan), yaitu
Kafaah dan Tuhijiyah yang masing-masing lamanya tiga tahun, tetapi
kemudian diubah menjadi I’dadiyah yang lama belajarnya juga tiga tahun.
Perubahan kebijakan pendidikan di Saudi Arabia ini tidak mengalami kesulitan,
di antaranya karena mengingat komposisi masyarakatnya yang homogen, dengan
Islam sebagai satu-satunya pandangan hidup.
Ditingkat menengah atas
yang disebut Madrasah Tsanawiyah terdapat dua jurusan, yaitu Ilmi
(jurusan ilmu pengetahuan) dan Adabi (Jurusan sastra). Sekolah ini
bersifat umum (nonkejuruan) dengan fokus mempersiapkan para siswanya untuk
melanjutkan studi ketingkat perguruan tinggi. Meskipun demikian, bagi mereka
yang bermaksud untuk terjun ke masyarakat disediakan ketrampilan tertentu oleh
lembaga pendidikan dengan berbagai alternatif jurusan, misalnya keguruan,
perusahaan, perdagangan, kejian Alquran, dan teologi Islam.
Pendidikan bagi
anak-anak wanita Saudi dikelola secara khusus oleh suatu badan yaitu General
Administration of Girl’s Education (GAGE) yang dibentuk pada tahun 1960.
Pendirian sekolah-sekolah khusus bagi anak-anak wanita tertunda karena adanya
rasa keberatan dari sebagian orang tua dan ulama yang beranggapan bahwa
pendirian sekolah-sekolah modern itu berdampak tidak baik bagi anak-anak
wanita. Sekolah-sekolah wanita ini diletakkan dibawah pengawasan dan
pengelolaan ulama, dan dengan demikian terpisah dari Kementrian Pendidikan. [17]
Seluruh pendidikan
prasekolah di Saudi Arabia, baik negeri atau swasta berada di bawah GAGE.
Alasannya adalah karena seluruh personil yang terlibat dalam pengelolaannya,
baik staf administratif atau guru adalah wanita. Pada sekolah-sekolah ini
berlaku sistem koedukasional di mana anak laki-laki boleh digabung dengan
anak-anak perempuan sampai mereka berusia 7 tahun. Sesudah itu mereka mulai
dipisahkan, anak laki-laki meneruskan pendidikannya ke sekolah-sekolah di bawah
Kementrian Pendidikan, dan anak perempuan ke sekolah-sekolah yang berada di
bawah GAGE.
D. Managemen pendidikan
di Arab Saudi
1. Kurikulum dan metode Pembelajaran
Sistem pendidikan di Saudi Arabia pada dasarnya mengambil kurikulum yang ada
pada Negara-negara Arab lainnya, terutama Negri Mesir, dengan lebih menekankan
pada mata pelajaran keagamaan. Kurikulum untuk sekolah-sekolah pria dan wanita
pada setiap jenjang yang sama pada praktiknya, kecuali sekolah wanita
,menambahkan pelajaran manajemen rumah tangga sementara sekolah pria
,menambahkan mata pelajaran pendidikan jasmani, yang tidak diajarkan pada
wanita. Sekolah-sekolah swasta diharuskan oleh peraturan mengikuti kurikulum
yang sama seperti pada sekolah-sekolah negeri. Sungguhpun demikian,
banyak sekolah swasta yang boleh menambahkan mata pelajaran popular
seperti bahasa inggris dan komputer.
Kementrian Pendidikan dan Badan Administrasi Umum Pendidikan Wanita (GAGE)
sama-sama memiliki bagian kurikulum, walaupun sedikit sekali yang telah berubah
dalam kurikulum mereka semenjak pendiriannya. Kedua lembaga itu, menyewa
pengarang-pengarang untuk menyiapkan buku teks, mencentaknya, serta
membagikannya kesekolah-sekolah. Dengan demikian, terdapat kurikulum yang
seragam diseluruh Saudi Arabia.
Penerapan kurikulum dimonitor melalui berbagai cara seperti melalui kepala
sekolah, kunjungan oleh para inspektur dikantor-kantor distrik, dan juga
melalui sistem ujian akhir yang mencakup seluruh materi yang seharusnya
diajarkan pada setiap semester.
Pemilihan metode mengajar, berbeda antara masing-masing mata pelajaran.
Guru-guru mata pelajaran agama lebih menekankan hapalan, dan jarang sekali
menggunakan peralatan mengajar selain dari papan tulis. Guru bahasa arab
menggunakan papan tulis di samping menggunakan metode hapalan teks. Guru bahasa
ilmu eksakta menggunakan laboratorium kalau peralatan itu tersedia di sekolahnya.
Tetapi, hampir semua laboratorium sekolah serba tidak lengkap, baik kekurangan
dalam peralatannya, atau dalam tenaga profesional, atau keduanya. Laboratorium
bahasa tersedia hanya pada sekolah-sekolah yang tergolong elit untuk pengajaran
bahasa inggris.[18]
Bahasa Arab merupakan
bahasa pengantar mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama sampai ke
level sekolah menengah atas. Pada perguruan tinggi, bahasa arab menjadi bahasa
pengantar pada bidang seni, himaniora, dan ilmu-ilmu sosial. Bahasa inggris merupakan
bahasa pengantar pada bidang engineering, kedokteran dan ilmu-ilmu alami.
Jarang sekali buku-buku teks untuk level perguruan tinggi yang ditulis dalam
bahasa arab, dan dosen-dosen yang harus menggunakan bahasa arab terpaksa
mengetik bahan kuliyahnya terlebih dahuli kedalam bahasa arab dan
menggunakannya sebagai bahan dasar perkuliyahannya serta menggunakannya sebagai
buku teks juga. Akibatnya ialah terjadinya pendangkalan ilmu pengetahuan pada
beberapa jurusan di perguruan tinggi.
Hubungan guru-murid
berlangsung dalam bentuk formal. Manajemen kelas tergantung pada gabungan
antara moral, urutan otoritas, persuasi, peringatan, dan hukuman. Hukuman badan
secara resmi dilarang, tetapi sering juga terjadi pada tingkat sekolah dasar
dan sekolah menengah pertama. Secara resmi ada organisasi resmi orangtua murid
dan guru. Organisasi ini mengadakan pertemuan 1-2 kali dalam setahun.
2. Ujian dan Kenaikan Kelas
Di Arab Saudi berlaku
sistem ujian sesuai dengan grade. Pada grade 1 sampai 12, tahun ajaran dibagi menjadi
dua semester. Bahan belajar untuk satu tahun dibagi dalam dua bagian. Pada
akhir setiap semester, diadakan ujian yang mencakup bahan pelajaran satu
semester. Nilai ujian murid ditambahkan untuk kedua semester dan menghasilkan
nilai untuk tahun itu. Apabila nilai itu lebih rendah dari presentase tertentu
biasanya 50%, murid itu gagal dalam mata pelajaran itu, dan harus mengikuti
ujian kembali pada libur musim panas. Sekiranya murid yang bersangkutan gagal
lagi memperoleh nilai minimal, ia terpaksa mengulang pada grade yang sama,
mengambil kembali semua mata pelajaran, termasuk yang sudah mendapat nilai baik
(sudah lulus). Berhasil melewati dengan demikian, merupakan satu-satunya
kriteria untuk naik dari grade yang satu ke grade yang lebih tinggi.
Sistem ujian perguruan
tinggi juga berlangsung dalam sistem semester. Beberapa universitas dipakai
satuan kredit semester (SKS), dan dengan demikian mahasiswa yang gagal dalam
satu mata kuliyah tidak harus mengulang keseluruhan tahun atau semester, atau
mengulang semua mata kuliah yang diambil tahun atau semester itu. Yang diulang
hanta mata kuliah yang belum lulus saja, dengan catatan kalau mata kuliah itu
merupakan mata kuliah wajib (required). Kemudian sistem SKS mendapat kritikan
yang sangat keras dan dihentikan untuk semua universitas kecuali pada King
Fahd University of Petrolium of Petrolium and Miniral.
E. Kebijakan Negara
Arab Saudi Terhadap Pendidikan Agama Islam
Sejak tahun dahulu,
Saudi Arabia telah melancarkan usaha pendidikan. Pendidikan didirikan secara
cuma-cuma bagi semua penduduk, seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah. Bahkan
sekolah atau lembaga tertentu yang didirikan di luar negeri untuk mempopulerkan
bahasa arab atau kajian Islam, bukan hanya tanpa biaya, melainkan pendaftar yang
diterima mendapat tunjangan dana akomodasi, buku-buku serta lainnya. Belakangan
ini Arab Saudi telah menggandakan Alquran dan Terjemahannya yang telah
diratifikasi oleh Departemen Agama di Indonesia untuk dicetak dan dibagikan ke
berbagai masjid serta institusi pendidikan islam lainnya.
Sejumlah kecil lembaga
swasta telah menawarkan pendidikan sekuler terbatas untuk anak laki-laki, namu
universitas pertama tidak didedikasikan untuk mata pelajaran agama, universitas
Riyadh, kemudian diganti dengan King Saud Universitas, didirikan. Departemen
pendidikan, yang diberikan lembaga pendidikan publik untuk anak laki-laki,
didirikan pada tahun 1954. Pendidikan publik didanai untuk anak perempuan
dimulai di bawah inspirasi kemudian Crown Prince Faisal dan Iffat istrinya.
Pendidikan Islam
tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-calon anggota dewan
ulama.[19]
Kurikulum untuk sekolah islam tradisional juga sebagian menggunakan kurikulum
pendidikan umum, tetapi fokusnya pada studi Islam dan bahasa Arab. Untuk
pendidikan agama, dilakukan dibawah supervisi dari Universitas Islam Imam Saud
(Riyadh). dan Universitas Islam Madinah (Madinah). Namun demikian, di
universitas-universitas umum, pelajaran agama islam merupakan mata kuliah wajib
apapun jurusan mahasiswa. Dan juga dunia pendidikan di Arab Saudi mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Pemerintah Arab Saudi menggratiskan seluruh biaya pendidikan dari
tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Untuk sekolah-sekolah khusus
seperti sekolah penghafal Al-Qur’an pemerintah Arab Saudi memberikan tunjangan
yang bervariasi tergantung pada tingkatannya. Khusus untuk mahasiswa, baik S1,
S2 maupun S3 mereka mendapat tunjangan bulanan sebesar 900 SR. Tunjangan ini
tidak hanya diberikan kepada mahasiswa asli Saudi tapi juga diberikan kepada
seluruh mahasiswa asing yang kuliah di Arab Saudi. Jumlah tunjangannya pun sama
900 SR/bulan seperti terlihat pada gambar di bawah, bukan 2000 SR/bulan.
F. Perekonomian Arab Saudi
1.
Pendapatan Nasional Arab Saudi
Pendapatan Nasional
Arab Saudi berasal sebagian besar dari Haji dan Umrah, dan Arab Saudi pula
pernah menjadi rekor tahun 2012 mencapai USD218,7, dan Pendapatan Arab Saudi
juga berasal dari Minyak Ekspor.[20]
Arab Saudi merupakan negara yang
perekonomiannya berbasis pada minyak dengan kendali pemerintah yang cukup kuat
terhadap sebagian besar aktivitas ekonomi negara. Arab Saudi tercatat menguasai
sekitar 16 persen dari cadangan minyak di dunia dan memainkan peranan besar di
OPEC.
Sektor minyak tercatat berkontribusi
sebanyak 80 persen dari pendapatan anggaran, 45 persen dari pendapatan domestik
bruto dan 90 persen dari pendapatan ekspor. Arab Saudi juga tengah mendorong
pertumbuhan sektor swasta guna mendiversifikasi perekonomiannya.
Upaya diversifikasi kini fokus pada pembangkit listrik, telekomunikasi, gas alam dan eksplorasi. Guna menarik investasi Asing, pemerintah juga mendirikan enam kota perekonomian di wilayah berbeda.
Upaya diversifikasi kini fokus pada pembangkit listrik, telekomunikasi, gas alam dan eksplorasi. Guna menarik investasi Asing, pemerintah juga mendirikan enam kota perekonomian di wilayah berbeda.
Arab juga menghabiskan dana US$ 373
miliar antara 2010-2014 pada pengembangan sosial dan berbagai proyek
infrastruktur untuk memajukan perekonomiannya. (Sis/Gdn).
2. Kemiskinan Arab Saudi
60 persen rakyatnya
kini hidup di bawah garis kemiskinan. Walaupun negara ini menyandang status
sebagai eksportir minyak mentah terbesar di dunia, namun sekitar 60 persen
rakyatnya hidup di bawah garis kemiskinan, pernyataan ini dilansir dari media
cetak terbitan Riyadh. Khaled al-Harbi, seorang jurnalis Saudi menulis dalam
salah satu artikelnya bahwa Arab Saudi mengantongi sedikitnya 400 milyar USD
per tahun. Itu berarti rata-rata gaji warga Saudi seharusnya sekitar 400 USD
atau 1.500 riyal.
Sedangkan menurut Syura
(Majelis Permusyawaratan Arab Saudi) sekitar 3 juta jiwa atau sekitar 22 persen
penduduk Saudi hidup di bawah garis kemiskinan.[21]
Situasi ini membuat
para aktivis Arab Saudi geram dan langsung mengkritik Riyadh karena telah
menghabiskan uang untuk membeli senjata dari barat, bukan untuk membantu
meningkatkan taraf hidup jutaan warga yang masih hidup di bawah garis
kemiskinan. Sekadar mengingatkan bahwa negara Arab Saudi merupakan negara
eksportir minyak mentah terbesar di dunia. 90 persen dari total ekspor negara
ini adalah minyak mentah.
Susunan
Anggaran Negara / Perkiraan Anggara Negara
PERBANDINGAN APBN ARAB SAUDI TAHUN 2013 - 2014
NO
|
SEKTOR
|
TAHUN
|
|
2013
(SR-US$ miliar)
|
2014
(SR-US$ miliar)
|
||
1
|
Pendidikan/Pelatihan
|
204 (US$ 54.4)
|
210 (US$ 56)
|
2
|
Kesehatan/Sosial
|
100 (US$ 26,66)
|
108 (US$ 28.8)
|
3
|
Infrastruktur/Transportasi
|
65 (US$ 17.33)
|
66.6 (US$ 17.76)
|
4
|
Air/Pertanian/Sumber ekonomi lainnya
|
57 (US$ 15.2)
|
61 (US$ 16.26)
|
5
|
Kotapraja
|
36 (US$ 9.6)
|
39 (US$ 10.4)
|
6
|
Dana Pembangunan Khusus & Program Finansial
Pemerintah
|
68.2 (US$ 18.18)
|
85.3
(US$ 22.74)
|
3. Perkiraan Penerimaan Negara
Arab Saudi pada tahun 2013 mengalami
surplus APBN sebesar SAR 9 milyar (US $ 2,4 milyar) dimana pendapatan
sebsar SAR 829 miliar (US$ 221,1 milyar) sedangkan pengeluaran sebesar SAR 820
milyar (US$ 218,7 milyar) sedangkan untuk cadangan devisa pada akhir tahun 2014
diperkirakan akan mencapai SAR 3.06 triliun atau mengalami peningkatan 13% dari
cadangan tahun sebelumnya 2013, kenaikan cadangan sejak 2010 dapat
diilustrasikan, sebagai berikut :[22]
Cadangan
Arab Saudi
Aset
Cadangan Arab Saudi (SR miliar)
|
||
Jenis
|
Desember
2013
|
Desember
2014
|
Investasi di
bursa efek Luar Negeri
|
1.947.7
|
1.665.2
|
Mata uang
asing & deposito di luar negeri
|
716.6
|
737.3
|
Special
drawing rights (SDRs)
|
36.2
|
37
|
Cadangan pada
IMF
|
19.4
|
21.1
|
Emas
|
1.6
|
1.6
|
Total
|
2.721.5
|
2.462.2
|
P
Perbandingan Cadangan Arab Saudi
|
|
|
|
TAHUN
|
TOTAL CADANGAN (SAR JUTA)
|
2010
|
1.669.262
|
2011
|
2.040.055
|
2012
|
2.462.153
|
2013
|
2.721.468
|
2014 (prediksi)
|
3.064.271
|
4. Dasar Perhitungan
Perkiraan Penerimaan Negara
Untuk memperoleh hasil
perkiraan penerimaan Negara,ada beberapa hal pokok yang harus diperhatikan.
Hal-hal tersebut adalah:
Penerimaan Dalam Negeri dari Migas:
Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah :
Produksi minyak rata-rata
per hari, Harga rata-rata ekspor minyak mentah, Penerimaan Dalam Negeri diluar
Migas
Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah :
Pajak penghasilan,
Pajak pertambahan nilai, Bea masuk, Cukai, Pajak ekspor, Pajak bumi dan
bangunan, Bea materai, Pajak lainnya, Penerimaan bukan pajak, Penerimaan dari
hasil penjualan BBM
5. Perdagangan antar negara di Negara
Arab Saudi
Menurut laporan
Perkembangan Ekonomi dan Outlook Saudi real GDP Arab Saudi mencapai 3 persen
pada tahun 2013 pertumbuhan ini didorong oleh sektor migas dan sektor non
migas. National Commercial Bank (NCB) melaporkan Neraca transaksi berjalan Arab
Saudi diperkirakan akan surplus pada tahun 2013. Berdasarkan harga minyak dan
asumsi produksi, diperkirakan pendapatan minyak ekspor menurun sebesar 6,6
persen ke rekor mendekati $ 325 miliar. Sementara itu, ekspor nonmigas juga
diperkirakan menyusut menjadi hampir 13,7 persen sampai $ 42 miliar karena
penurunan harga internasional untuk petrokimia dan produk sampingan lainnya
yang terkait dengan minyak.
Nilai ekspor Arab Saudi
pada bulan Januari 2013 naik 2,87% mencapai SR 15,082 miliar dibandingkan
dengan periode yang sama tahun 2012, yang hanya mencapai SR 14,662 miliar.
Sementara itu, nilai impor Arab Saudi bulan Januari 2013 mencapai SR 49,752
miliar dibandingkan dengan SR 45,148 miliar, pada bulan Januari 2012, meningkat
sebesar SR 4,604 miliar, atau naik 10,2% dibanding periode yang sama tahun
2012.
Adapun 5 negara teratas
tujuan ekspor Arab Saudi pada bulan Januari 2013; yang pertama adalah Cina
dengan nilai total mencapai SR 2,25 miliar, disusul oleh Uni Emirat Arab dengan
nominal ekspor mencapai SR 1,41 miliar. Diposisi ketiga ada Amerika Serikat
dengan angka 1,04 miliar, kemudian Singapore diurutan keempat dengan nilai
ekspor SR 761 juta dan yang kelima adalah India dengan nilai total ekspor
mencapai SR 723 juta.
Sedangkan 5 besar
negara pengimpor ke Arab Saudi pada bulan Januari 2013 adalah Cina yang
mencapai SR 6,81 miliar, kemudian Amerika Serikat senilai SR 6,66 miliar, lalu Republik
Korea SR3,64 miliar, Jerman SR 3,32 miliar dan Jepang SR 3,26 miliar
Hambatan - hambatan
perdagangan antar negara di Arab Saudi, yaitu :[23]
1. Eksport dari Arab
Saudi ke Negara lain :
* Masalah Masyarakatnya
yang sangat fanatik
* Kelengkapan dokumen
di negara lain
* Quota yang begitu
banyak
2. Import ke Arab Saudi
:
* Banyak peraturan yang
harus dipenuhi
* Penerimaan masyarakat
terhadap produk tersebut
- Peran Kurs Valuta
asing dalam perekonomian Arab Saudi
Nilai Ekspor
Ekspor
US DOLLAR
|
90 %
Minyak Bumi
|
USA
|
14,2 %
|
|
2013
|
2012
|
China
|
13,6 %
|
|
Jepang
|
13,6 %
|
|||
Korea Selatan
|
9,9 %
|
|||
India
|
8,2 %
|
|||
376.300.000.000
|
388.400.000.000
|
Singapura
|
4,3 %
|
Nilai Impor
Impor
US DOLLAR
|
mesin komoditas dan peralatan,
bahan makanan, bahan kimia, kendaraan bermotor, tekstil
|
China
|
13,5%
|
|
2013
|
2012
|
USA
|
13,2%
|
|
Korea Selatan
|
6,6%
|
|||
Jerman
|
6,5%
|
|||
India
|
6,3%
|
|||
147.000.000.000
|
141.800.000.000
|
Jepang
|
6%
|
Arab
Saudi memiliki ekonomi berbasis minyak dengan kontrol pemerintah yang kuat
terhadap kegiatan ekonomi utama. Hal ini memiliki sekitar 16% dari cadangan
minyak dunia terbukti, peringkat sebagai eksportir terbesar minyak bumi, dan
memainkan peran utama dalam OPEC. Sektor minyak bumi menyumbang sekitar 80%
dari pendapatan anggaran, 45% dari PDB, dan 90% dari pendapatan ekspor. Arab
Saudi mendorong pertumbuhan sektor swasta dalam rangka diversifikasi ekonomi
dan untuk mempekerjakan warga negara Saudi yang lebih. Upaya diversifikasi
berfokus pada pembangkit listrik, telekomunikasi, eksplorasi gas alam, dan
sektor petrokimia. Lebih dari 6 juta pekerja asing memainkan peran penting
dalam perekonomian Saudi, khususnya di sektor minyak dan layanan, sementara Riyadh
sedang berjuang untuk mengurangi pengangguran di kalangan warga sendiri.
Pejabat
Saudi secara khusus berfokus pada mempekerjakan penduduk muda yang besar, yang
umumnya tidak memiliki keterampilan pendidikan dan teknis kebutuhan sektor
swasta. Riyadh telah secara substansial meningkatkan pengeluaran untuk
pendidikan dan pelatihan kerja, terakhir dengan pembukaan Raja Abdullah
Universitas Sains dan Teknologi - Arab Saudi pertama universitas co-pendidikan.
Sebagai bagian dari upaya untuk menarik investasi asing, Arab Saudi
memfasilitasi WTO pada tahun 2005 Pemerintah telah mulai membangun enam
"kota ekonomi" di berbagai daerah negara itu untuk mempromosikan
investasi asing dan berencana untuk menghabiskan $ 373.000.000.000 antara tahun
2010 dan 2014 di pembangunan sosial dan proyek-proyek infrastruktur untuk
memajukan pembangunan ekonomi Arab Saudi.
G. Pengembangan Tenaga
Kependidikan
Pengembangan
Tenaga Kependidikan.
Sebagian besar sekolah
di Saudi Arabia dijalankan pada tiga tingkat pengelolaan: tingkat sekolah,
tingkat distrik, dan tingkat nasional.[24] Pada
tingkat sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab melaksanakan operasional
sekolah sehari-hari, seperti penegakan disiplin, daftar, kehadiran, registrasi,
supervisi guru dan sebagainya. Semua sekolah dalam distrik tertentu termasuk
pada sebuah direktorat distrik yang bertindak sebagai penghubung antara
masing-masing sekolah dan kementrian atau organisasi pemerintah pusat yang
membawahinya.
Direktorat distrik
bertanggung jawab atas penempatan guru-guru, pertikaian antar guru dan kepala
sekolah, pengaduan orang tua, logistik sekolah, dan lain-lain. Kementrian atau
badan-badan tingkat nasional berlokasi di ibu kota negara, Riyadh. Fungsi umum
kantor-kantor tingkat nasional ini adalah mengangkat personil, menetapkan
kebijakan dan kurikulum, mengalokasikan dana, membuat perencanaan, melakukan
pemilihan dan pencetakan buku teks, melaksanakan supervisi dan
mengadministrasian berbagai upaya pendidikan.
Untuk menyediakan
guru-guru dalam rangka perluasan sekolah dasar di Saudi, lembaga pendidikan
guru didirikan oleh pemerintah. Program pendidikan berlangsung selama dua tahun
dengan calon-calon siswanya dari tamatan sekolah dasar. Lembaga ini kemudian
ditingkatkan programnya menjadi tiga tahun sesudah tamatan sekolah menengah
pertama, dan inilah yang sebagian besar saat ini yang menjadi guru-guru sekolah
dasar di Saudi Arab. Guru-guru untuk sekolah menengah pertama dan atas pada
umumnya adalah tamatan perguruan tinggi empat tahun, walaupun ada sebagian
guru-guru sekolah menengah pertama tamatan program pendidikan guru pada tingkat
menengah.[25]
H. Kesejahteraan guru
Rata-rata wanita Arab
Saudi memimpikan atau berkeinginan menjadi guru di Arab Saudi. Sebab, guru
dianggap profesi paling tepat untuk kalangan wanita. Tidak teralu menyita waktu
dan dianggap bisa berdamai dengan anak-anak dan keluarga.[26]
Ternyata, bukan itu
saja. IH.com melansir dari harian Arab News bahwasannya gaji guru di
Arab Saudi memang sangat menggiurkan. Fasilitas untuk guru di Arab Saudi sangat
istimewa dibanding pegawai negeri lainnya bahkan untuk jabatan tertentu. Arab
News memang tak menyebutkan berapa gaji guru di Arab Saudi. Namun, cukup tinggi
untuk ukuran Arab Saudi.
Tapi, dengan gaji
tinggi itu membuat pengeluaran juga jadi banyak, karena ibu rumah tangga yang
bekerja harus menyiapkan seorang pembantu di rumah yang biayanya juga cukup
tinggi, diperkirakan mencapai 1.000 Riyal dengan segala macamnya, termasuk
penyediaan tiket kembali ke nagara asal pembantu. Secara otomatis pula untuk
mengantarnya pulang pergi ke sekolah juga membutuhkan seorang pengemudi lagi,
yang harus mengalokasikan anggaran sekitar 1.000 Riyal lagi. Belum lagi
kebutuhan lainnya.
KESIMPULAN
Sistem pendidikan di
Saudi Arabia pada dasarnya mengambil kurikulum yang ada pada negara-negara Arab
lainnya, terutama negara Mesir, dengan lebih menekankan pada mata pelajaran
keagamaan. Untuk pengembangan tenaga kependidikan pemerintah membangun lembaga
pendidikan guru.
Di indonesia sistem
pendidikan tidak memisahklan antara laki-laki dan perempuan. Menggunakan
kulikulum KTSP, dan mewajibkan belajar 9 tahun. Daya tarik Arab Saudi disamping
sisi dunia kerja, adalah dunia pendidikan. Sistem pendidikan di Arab Saudi
memisahkan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Secara
umum, sistem pendidikan dibagi menjadi 3 bagian utama: Pendidikan umum untuk
laki-laki, Pendidikan umum untuk perempuan dan Pendidikan Islam untuk
laki-laki.
Pendidikan Islam
tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-calon anggota dewan
ulama. Kurikulum untuk sekolah Islam tradisional juga sebagian menggunakan
kurikulum pendidikan umum, tetapi fokusnya pada Studi Islam dan Bahasa Arab.
Untuk pendidikan agama, dilakukan di bawah supervisi dari Universitas Islam
Imam Saud (Riyadh) dan Universitas Islam Madinah (Madinah).
Sistem Pendidikan
pada pendidikan umum di Arab Saudi terdiri dari pendidikan dasar,
pendidikan sekunder, dan pendidikan tinggi. Sistem Pendidikan pada
pendidikan umum di Arab Saudi terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan
sekunder, dan pendidikan tinggi. Dan masing-masing pendidikan didukung oleh
mata pelajaran yang berbeda sesuai dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Assegaf, Abd Rachman, “Sketsa Perbandingan
Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat”, (Yogyakarta: Gama Media,
2014).
Binti Maunah, “Perbandingan Pendidikan Islam”,
(Yogyakarta: Teras, 2011)
Nur Syah
Agustiar, “Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara”, (Bandung :
Lubuk Agung, 2001).
Rahman Imdadun , “Arus
Baru Radikal Islam: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia”,
(Jakarta : Erlangga, 2010).
Stacey International, The
Kingdom Of Saudi Arabia, (London : Stacey International, 2010),
Yanti, “Perbandingan
Pendidikan”, (Jakarta : Rizqy Grafika, 2012).
[1] Abdul Hamid
dan Yayan, “Pemikiran Modern dalam Islam”,
(Bandung : Pustaka setia, 2010), hal 83.
[2] Ibid, hal 86.
[3] Ibid, hal 88.
[4]
Agustiar Syah Nur, “Perbandingan Sistem
Pendidikan 15 Negara”, (Bandung : Lubuk Agung, 2001), hal 42.
[5] Stacey International, “The
Kingdom Of Saudi Arabia”, (London : Stacey International, 2010), hal 68.
[7]
Assegaf dan Abdurrahman, “Sketsa
Perbandingan Pendidikan di Negara-negara Islam dan Barat”, (Yogyakarta :
Gama Media, 2014), hal 58.
[8]
Ibid, hal 62.
[9] Ibid, hal 65
[10] Abdul Hamid dan Yahya, Op. Cit, hal 98.
[11]
Agustiar Syah Nur, Op. Cit, hal 45.
[12]
Agustiar Syah Nur, Op. Cit, hal 47.
[13]
Binti Maunah, “Perbandingan Pendidikan
Islam”, (Yogyakarta : Teras, 2011), hal 73.
[14] Ibid, hal 75.
[15]
Stacey International, Op. Cit, hal
74.
[16]
Binti Maunah, Op. Cit, hal 78.
[17]
Yanti, “Perbandingan Pendidikan”,
(Jakarta: Rizky Grafika, 2012), hal 105.
[18]
Agustiar Syah Nur, Op. Cit, hal 50.
[19]
Rahman Imdadun , “Arus
Baru Radikal Islam: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia”,
(Jakarta : Erlangga, 2010), hal 48.
[20]
Assegaf, Abd Rahman, Op. Cit, hal 78.
[21]
Assegaf, Abd Rahman, Op. Cit, hal 80.
[22] Yanti, Op. Cit, hal 110.
[23]
Assegaf, Abd Rachman, Op. Cit, hal 115.
[24]
Yanti, Op. Cit, hal 63.
[25]
Agustiar Syah Nur, Op. Cit, hal 49.
[26]
Abdul Hamid dan yahya, Op. Cit, hal
120.