Jumat, 03 Maret 2017

Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak Siswa di MTS Patra Mandiri Plaju Palembang



                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     Upaya BAB I
PENDAHULUAN
A.    LatarBelakangMasalah
Agama Islam sangat menjunjung tinggi tingkah laku atau akhlak yang mulia baik dan buruknya penilaian terhadap keperibadian pemeluknya adalah tergantung bagaimana tingkah laku atau akhlak yang ditampilkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika tingkah laku yang ditampilkannya baik, maka akan baik pula penilaian yang melekat pada dirinya dan akan membawa efek positif dalam kehidupannya. Sebaliknya jika tingkah laku yang ditampilkan buruk, maka akan buruk pula penilaian yang diberikan kepadanya dan akan membawa dampak negative bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain, terutama bagi orang yang ada disekitar kehidupannya.
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang bertujuan untuk mengasuh dan membimbing anak didik agar dapat memahami, menghayati ajaran-ajaran Islam, sehingga Nampaklah perilakunya dan tujuan hidup yang terarah pastinya.[1] Islam Mengutamakan kemuliaan akhlak, sebagaimana Nabi Muhammad SAW pernah bersabda yang artinya : “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak manusia”. Pernyataan Rasulullah ini dapat dipahami bahwa menyempurnakan akhlak atau memperbaiki tingkah laku manusia menjadi akhlak yang baik dan mulia, merupakan misi utama kerasulannya. Yang mana kita tidak tahu kemungkinan manusia biasa berakhlak ataupun bertingkah laku tidak baik. Karena pada dasarnya manusia itu memiliki potensi untuk berakhlak dan bertingkah laku baik dan juga bertingkah laku tidak baik.
Sebagai umat pencinta Rasulullah saw kita diwajibkan untuk mentaati  dan meneladani beliau, bermula dari bersikap ataupun perbuatan hati, cara berfikir, cara berbicara, dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimanadalam Al-Qur’an :

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا) ٢١ (
Artinya :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa sebagai umat pencinta Rasulullah SAW manusia dalam interaksinya kepada Allah SWT dan interaksinya kepada antar sesamanya dan alam sekitarnya, idealnya menerapkan akhlak dan tingkah laku sesuai dengan ajaran agama, baik secara bathiniyah (perbuatan hati dan pikiran) ataupun secara lahiriah (ucapan dan perbuatan). Hal itu sejalan dengan dengan misi kerasulan Nabi Muhammad SAW yaitu menyempurnakan akhlak manusia. kita sebagai umatnya hendaklah memberi teladan dan membiasakan hal-hal yang yang baik dan tutur kata dan perbuatan atau tingkah laku di lingkungan masyarakat, sekolah dan sebagainya khusunya terhadap anak pada usia pra sekolah dan anak sekolah terutama pada tingkat MI/MTS. Karena apa yang mereka dengar dan apa yang mereka lihat akan menjadi panutan bagi mereka, dan tingkah laku ataupun kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Mengingatkan dan menegur mereka ketika berkata atau bertingkah laku yang tidak baik juga merupakan perbuatan yang mulia dan mendidik anak tersebut.
Membentuk anak atau siswa agar memiliki tingkah laku yang baik sesuai dengan ajaran agama kita yaitu agama Islam  atau berakhlak mulia, bukanlah perkara yang yang bisa dibilang mudah. Sebelum terbentuknya tingkah laku yang baik atau akhlak mulia itu, terlebih dahulu harus ada nilai-nilai akhlaqul karimah dalam diri mereka melaluiproses pembelajaran, latihan dan pembiasaan dan sosialisasi dalam waktu yang cukup lama bahkan bisa juga sepanjang hidupnya secara bertahap. Apalagi menanamkan nilai-nilai akhlak kepada siswa yang tingkah lakunya terlanjur keliru karena faktor kurangnya perhatian serta bimbingandari orangtua di rumah, ditambah pula dengan teman sepergaulan dan suasana lingkungan masyarakat yang kurang mendukung dan juga teknologi informasi yang tidak hanya memberikan efek positif, tetapi juga membawa dampak negatif terhadap perkembangan tingkah laku mereka.
Pendidikan sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang masing-masing saling berkaitan dan berhubungan untuk mencapai keberhasilan pendidikan sesuai dengan apa yang telah diprogramkan. Keselarasan antar komponen ini akan menopang keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan. Menurut Jalaluddin alat pendidikan adalah segala sesuatu yang bisa menunjang kelancaran pendidikan dan salah satu dari alat pendidikan tersebut adalah pendidik.[2]
Pada dasarnya pendidikan yang pertama dan paling utama adalah orangtua. Orang tua merupakan penanggung jawab pertama dan yang utama terhadap pembinaan akhlak dan kepribadian seorang anak.
Orangtua dapat membina dan membentuk akhlak dan kepribadian anak melalui sikap dan cara hidup yang diberikan orangtua yang secara tidak langsung merupakan pendidikan bagi sang anak. Selain orangtua, guru  tugas sebagai penanggungjawab terhadap pembentukan sikap dan pembinaan akhlak siswa. Tujuan utama dari pendidikan Islam adalah untuk membentuk sikap dan tingkah laku siswa serta membina akhlak siswa agar menjadi penuntun untuk menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam. Pentingnya akhlak tidak saja dirasakan oleh manusia dalam kehidupan perseorangan, tetapi juga dalam kehidupan dalam keluarga dan masyarakat, bahkan juga dirasakan dalam kehidupan beerbangsa atau bernegara kelak ketika siswa tersebut telah dewasa. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasirudi Razak “Pendidikan Aklaqul Karimah (akhlak mulia) adalah faktor yang penting dalam membina suatu umat untuk membangun suatu bangsa.”[3]

B.     Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi dengan permasalahan tentang Upaya Guru Akidah Akhlak dalam proses pembinaan akhlak siswa di MTS Patra Mandiri Plaju Palembang. Metode yang dilakukan pada proses pembinaan akhlak siswa di MTS Patra Mandiri Plaju serta faktor-faktor penghambat dan pendukung guru akidah akhlak dalam proses pembinaan akhlak siswa di MTS Patra Mandiri Plaju.
C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana upaya yang dilakukan guru akidah akhlak dalam proses pembinaan akhlak siswa di MTS Patra Mandiri Plaju Palembang ?
2.      Bagaimana metode pembinaan guru akidah akhlak dalam proses pembinaan akhlak siswa di MTS Patra Mandiri Plaju Palembang ?
3.      Faktor-faktor apa saja yang menghambat dan mendukung dalam proses pembinaan akhlak siswa di MTS Patra Mandiri Plaju Palembang ?

D.    Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan dari penelitian ini, yaitu :
1.      Untuk mengetahui apa saja upaya yang dilakukan guru akidah akhlak dalam proses pembinaan akhlak siswa di MTS Patra Mandiri Plaju Palembang.
2.      Untuk mengetahui metode apa yang digunakan guru akidah akhlak dalam proses pembinaan akhlak siswa di MTS Patra Mandiri Plaju Palembang.
3.      Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam proses pembinaan akhlak siswa di MTS Patra Mandiri Plaju Palembang.

E.     Kegunaan Penelitian
Dalam proses penelitian ini terdapat dua kegunaan pokok yaitu :
a.    Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam mengetahui upaya guru akidah akhlak dalam membina akhlak siswa.
b.   Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para guru-guru di sekolah tersebut ataupun sekolah lainnya dalam membina akhlak siswa.
F. Tinjauan Pustaka
Berikut ini merupakan beberapa penelusuran terhadap beberapa hasil penelitian terkait dengan pembinaan akhlak siswa (Perilaku atau karakter) yang telah dilakukakan oleh beberapa peneliti sebelumnya :
Mislinar (2011), dalam tesisnya yang berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Peningkatan Akhlak Peserta Didik (Studi kasus di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Izzudin Palembang”.[4] Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang. Dalam tesisnya menyimpulkan bahwa upaya guru dalam meningkatkan akhlak peserta didik SMP Islam terpadu Izzudin telah berjalan dengan baik, meliputi peningkatan proses belajar mengajar, membaca dan menghafal Al-Qur’an serta berzikir dan berdo’a setiap hari, meningkatkan keidisplinan baik terhadap guru maupun terhadap peserta didik, menerapkan metode mengajar yang bervariasi menuju kunjungan edukatif (karyawisata), serta mendatangkan narasumber baik orang tua peserta didik maupun peserta didik itu sendirimaupun masyarakat lainnya yang disesuaikan dengan tema kebutuhan peningkatan akhlak dan sains. Kepadapesertadidik yang sudah hafal juz 30 dan 29 diberikan sertifikat khusus.
Khoirul Anwar (2015), dalam tesisnya yang berjudul“Pembinaan akhlak siswa di MA Muhammadiyah 1 Palembang (pada kegiatan keagamaan)”.[5] Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang. Dalam tesisnya menjelaskan bahwa pembinaan akhlak terhadap siswa harus diberikan secara tepat dengan cara mulai dari pendekatan terhadap siswa itu sendiri bisa juga dilihat dari perkembangan psikologi siswa tersebut. Pendidikan yang berlandaskan Ajaran agama Islam yang diberikan dan disampaikan secara bertahap pada anak tersebut akan menjadi unsur yang penting dalam proses pembinaan akhlak siswa.
Faisal (2005), dalam tesisnya yang berjudul“Upaya Guru dalam menciptakan suasana keagamaan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA) N 6 Palembang”.Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang. Dalam tesisnya ia menjelaskan bahwasannya guru-guru memiliki program dan juga mereka dapat mengintegrasi nilai-nilai keagamaan antar bidang studi yang diajarkan di sekolah tersebut. Pemanfaatan sarana dan prasarana tempat ibadah dengan semaksimal mungkin. Akan tetapi di sini baru sebatas praktek ibadah saja. Shalat dhuha, shalat hajat, shalat dzuhur, membaca Al-Qur’an dan lain sebagainya. inilah upaya guru dalam menciptakan suasana keagamaan di sekolahnya.
Hermi (2015),“Akhlak siswa SMA (Studi kasus terhadap akhlak pelajaran SMA Negri 2 Muara Pinang Kab. 4 Lawang) dan factor-faktor yang mempengaruhinya”.[6] Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang. Dalam tesisnya dijelaskan bahwasannya akhlak siswa pada sekolah ini sangatlah kurang baik. Kurangnya sikap hormat siswa kepada gurunya mulai dari ketika di dalam kelas ataupun di luar sekolah. Akan tetapi ada juga yang memiliki perilaku dan akhlak yang baik terhadap guru dan temannya tapi hanya sebagian kecil saja. Dan faktor-faktor yang mempengaruhinya diantaranya yaitu kurangnya perhatian orang tua di rumah karena kesibukan masing-masing.
Sehubungan dengan penjelasan di atas, walaupun sudah banyak para peneliti yang meneliti tentang akhlak, namun kajiannya berbeda dengan peneliti yang hanya fokus pada upaya guru pendidikan akidah akhlaknya dalam Pembinaan akhlak siswa di MTS Patra Mandiri Plaju Palembang. Peran guru di sekolah itu sebagai pengganti orangtua siswa di rumah karena kesibukan atau keterbatasan pendidikan yang dimiliki orang tua, maka seorang guru itu mempunyai peranan yang sangat penting terhadap proses pembinaan akhlak siswa di sekolahnya masing-masing.[7]
c.                   KerangkaTeori
Pendidikan berusaha mengubah keadaan seseorang dan tidak tahu menjadi tahu, dari dapat berbuat, dan tidak bersikap seperti yang diharapkan menjadi bersikap seperti yang diharapkan. Kegiatan pendidikan adalah usaha membentuk manusia secara keseluruhan aspek kemanusiannya secara utuh, lengkap dan terpadu. Tugas pendidikan, termasuk pendidikan di sekolah, yang paling utama selain memberikan dan mengajarkan materi yaitu menanamkan nilai-nilai pendidikan agama islam pada diri siswa. Maka hendaklah masing-masing guru, terlebih lagi guru akidah akhlak melaksanakan tugas pendidikannya itu sebaik-baiknya.[8]
Fungsi pendidikan agama mengamanatkan kepada kita para orang tua di rumah, orang dewasa di dalam masyarakat, terutama guru di sekolah pada setiap jenjang pendidikan yang dimulai dari tingkat sekolah TK, SD, SMP, dan SMA supaya dalam proses pembelajaran idealnya tidak hanya memperhatikan kemampuan kognitif dan kemampuan psikomotorik pada siswa tetapi juga harus memperhatikan kemampuan dinamik-afektifnya.
Kemampuan kognitif meliputi pengetahuan dan pemahaman, kemampuan psikomotorik meliputi ketrampilan melakukan rangkaian gerak-gerikdalam urutan tertentu, dan kemampuan dinamik-afektif adalah meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan tindakan.[9] Guru hendaklah dapat memahami dan dapat membedakan perbedaan yang dimiliki masing-masing individu perserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. Terutama peserta didik yang berbeda latar belakang kehidupan keluarganya.
Seorang guru jika berhasil mewujudtkan hubungan yang baik antara guru dan anak didik, akan sangat berguna dalam menghilangkan kebosanan pada diri anak didik. Timbulnya komunikasi yang baik antara guru dan anak didik membawa dampak positif bagi perkembangan akhlak anak didik. Hubungan antara guru dan siswa ikut memainkan peranan yang penting dalam membentuk kepribadian mereka, sehingga bisa menjadi tolak ukur yang menentukn keberhasilan atau kegagalan suatu pelajaran. Seorang anak atau siswa hendaknya memiliki akhlak yang baik sejak kecil, agar hidupnya penuh dengan ridha dari tuhanNYA , dicintai keluarganya dan semua orang. Ia juga harus meninggalkan dan meninggalkan perbuatan buruk atau tercela karena sangatlah tidak disukai oleh Allah.
Akhlak baik dan buruk pada siswa karena pengaruh dari lingkungannya. Siswa diberikan pengalaman-pengalaman untuk bekal hidup mereka di masa yang akan datang dengan pembinaan akhlak yang baik. Contohnya melalui kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler di sekolah seperti rohis, pramuka, kesenian, olahraga dan lain sebagainya.  Melalui kegiatan ini, siswa  dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
Pembinaan siswa adalah pemberian layanan kepada siswa di suatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupun di luar jam belajarnya di kelas. Pembinaan kepada siswa dilakukan dengan menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajarnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan siswa ini adalah: a. Orientasi siswa baru b. Pengaturan kehadiran siswa c. Pembinaan disiplin dan Tata tertib d. Kegiatan keorganisasisan siswa. [10]
Pengertian akhlak
            Kata akhlak bentuk jamak dari al-khuluq atau al-khulq yang secara etimologi berarti : 1. Tabiat, budi pekerti 2. Kebiasaan atau adat 3.keperwiraan, kesatriaan, kejantanan 4. Agama 5. Kemarahan (ghadab).[11] Al-ghazali mendefinisikan akhlak : sifat yang tertanam pada jiwa yang menimbulkan perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.[12] Jika perbuatan itu perbuatan baik dan terpuji menurut pandangan akal dan syariat islam, disebut dengan akhlak terpuji. Tetapi jika perbuatan itu bukan perbuatan baik disebut dengan akhlak tercela.
            Akhlak itu sesungguhnya perpaduan antara lahir dan batin. Seseorang dikatakan berakhlak apabila seirama antara perilaku lahirnya dan batinnya. Karena akhlak itu juga terkait dengan hati, maka pensucian hati adalah salah satu jalan untuk mencapai akhlak mulia. Dalam pandangan islam hati yang kotor akan menghalangi seseorang mencapai akhlak mulia, karena tidak dilandasi oleh hati yang mulia pula. Disinilah letak etika atau moral. Menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama, termasuk di dalamnya nilai-nilai akhlak al-karimah baik secara menyeluruh atau pun dalam hal kecil seperti tingkah laku sehari-hari tidaklah mudah, apalagi mengupayakan karakterisasi nilai-nilai tersebut dalam diri mereka.
Berbagai upaya (pendekatan,strategi,metode,dan teknik) harus dilakukan, sesuai dengan nilai-nilai yang akan ditanamkan. Dan tentunya harus ada kerjasama yang baik terutama antara sekolah dan orangtua siswa di rumah, dengan tidak mengabaikan lingkungan masyarakat. Peran keluarga juga sangat penting, karena sejak anak bangun tidur hingga tidur lagi anak-anak mendapatkan pengaruh dan pendidikan dari lingkungan keluarga.
Selain lingkungan pendidikan keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat juga berpengaruh. Walaupun mungkin pengaruhnya tidak begitu besar dalam membekali ilmu pengetahuan, menumbuh-kembangkan perasaan dan sikap serta pengalaman beragama pada anak, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi lingkungan masyarakat akan turut mempengaruhinya. Untuk menunjang pelaksanaan dan pencapaian target pendidikan agama di lingkungan keluarga dan sekolah yang merupakan harapan kita bersama, harus ada keterpaduan antara ketiga lingkungan pendidikan tersebut. Maka keterpaduan antara ketiganya (keluarga,sekolah,masyarakat) harus mengacu pada pembentukan akhlak mulia yang bermuara pada penanaman nila-nilai tingkah laku (nilai-nilai akhlakul karimah).
Dengan adanya kerjasama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan tersebut, diharapkan dapat secara bersama-sama memberikan pengaruhnya dalam membentuk tingkah laku dan akhlak al karimah siswa di sekolah.
d.                  Metodologi Penelitian
1.    Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yakni proses penelitian yang bertujuan memahami suatu masalah kemanusiaan atau kemasyarakatan, yang didasarkan pada penyusunan suatu gambaran yang kompleks menurut pandangan yang rinci dari para informan, serta yang dilaksanakan di tengah setting ilmiah. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan  kehidupan sehari-hari.[13]
Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji.[14] Jadi, pengertian populasi dalam statistik tidak terbatas pada sekelompok/kumpulan orang-orang, namun mengacu pada seluruh ukuran, hitungan, atau kualitas yang menjadi fokus perhatian suatu kajian. Suatu pengamatan/survey terhadap seluruh anggota populasi disebut sensus. Populasi sering juga disebut universe atau sekelompok individu atau objek yang memiliki karakteristik yang sama, misalnya status sosial sama, atau obyek ain yang mempunyai karakteristik sama seperti golongan darah.
2.    Sumber Data
Ada dua jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian yaitu :
-          Data Sekunder (Secundary Data)
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder dapat dilakukan secara langsung melalui observasi dan wawancara melalui sumber data terhadap upaya apa saja yang dilakukan guru pendidikan agama Islam dalam proses pembinaan akhlak, faktor yang menghambat dan mendukung pelaksanaan pembinaan akhlak dan metode apa yang dgumakan dalam pembinaan akhlak di MTS Patra Mandiri Plaju
-          Data Primer (Primary Data)
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).[15] Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu : (1) metode survei dan (2) metode observasi. Contohnya berupa data yang berkaitan dengan profil sekolah, visi dan misi sekolah, buku permasalahan siswa, kegiatan siswa, tata tertib siswa, program beasiswa sekolah, prestasi siswa dan lain sebagainya yang ada di MTS Patra Mandiri Plaju.
Teknik Pengumpulan data
Untuk membantu berjalannya proses penelitian ini. Penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1.      Observasi
Metode Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden namun juga dapat dilihat dari berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dlaam situasi buatan untuk mencapai suatu tujuan. Observasi tidak hanya digunakan dalam kegiatan evaluasi saja tetapi juga dala bidang penelitian. Tujuan utama observasi adalah untuk mengumpulkan data dan informasi baik yang berupa peristiwa atau tindakan , baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan.[16]
      Adapun observasi yang dilakukan untuk mengetahui proses pembinaan di MTS Patra Mandiri Plaju Palembang, mengamati dan mencatat beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan guru, kegiatan siswa dalam proses pembinaan akhlak siswa.
2.      Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan Tanya jawab baik secara langsung maupun tidak langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap narasumber atau sumber data. Beberapa hal yang perlu disiapkan ketika akan wawancara yaitu : tujuan wawancara, membuat kisi-kisi dan pedoman wawancara, menyusun pertanyaan sesui data yang diperlukan dan bentuk pertanyaan yang diinginkan.[17]
Teknik ini digunakan agar dapat mengetahui secara langsung dari sumber data itu sendiri mengenai apa saja yang dilakukan dalam pembinaan akhlak siswa, faktor penghambat dan pendukung dalam pembinaan akhlak siswa di Mts Patra Mandiri Plaju.
3.      Dokumentasi                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulanan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan lain sebagainya, yang semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian.[18] Dalam peneliatian ini dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai uapay guru dalam pembinaan akhlak siswa, gambaran kedan,situasi dan kondisi sekolah tersebut. Contoh dokumen yang diperlukan : profil sekolah,guru,tata tertib sekolah,prestasi, beasiswa dan lain sebagainya.
Teknik Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan analisis mengk   ategorikan data untuk mendaparkan pola hubungan, tema, menafsirkan apa yang bermakna, serta menyampaikan atau melaporkannya kepada orang lain yang berminat.Tujuan Analisis Data yaitu untuk mengungkapkan data apa yang masih perlu dicari, hipotesis apa yang perlu diuji, pertanyaan apa yang perlu dijawab, metode apa yang harus digunakan untuk mendapatkan informasi baru dan kesalahan apa yang harus segera diperbaiki.

e.         Sistematika Pembahasan
Agar dapat memudahkan dalam pembahasan yang telah ditentukan, penulis membuat sistematika Pembahasan sebagai berikut :
Bab I yaitu menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, definisi operasional, metodologi penelitian, sistematika pembahasan.
Bab II yaitu menguraikan tentang pengertian akhlak, upaya pendidikan agama islam dalam pendidikan akhlak siswa, metode pembinaan akhlak siswa, dan tujuan pembinaan akhlak siswa.
Bab III yaitu membicarakan tentang sejarah berdiri dan berkembangnya MTS Patra Mandiri Plaju, visi, misi dan tujuan, sarana prasarana, sarana sekolah, keadaan siswa, guru dan kegiatan-kegiatan apa saja yang ada di sekolah ini.
Bab IV yaitu membahas hasil analisis tentang upaya guru akidah akhlak dalam pembinaan akhlak siswa di MTS Patra Mandri Plaju
            Bab V  yaitu menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian.






DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon,“Akhlak Tasawwuf, Bandung : Pustaka Setia, 2010.
Arifin, Zainal, “Evaluasi Pendidikan”, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Arifin Zainal, “Evaluasi Pembelajaran”, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Said, Muhammad, As, “Filsafat Pendidikan Islam”, Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2011.
Basri, Hasan, “Filsafat Pendidikan Islam”, Bandung : Pustaka Setia, 2014
Rusmaini, “Ilmu Pendidikan”, Yogyakarta : Pustaka Felicha, 2013.
Sardiman, “Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar”, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011.
Usman, Uzer, “Menjadi Guru Profesional”, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Musfiqon, “Metodologi Penelitian Pendidikan”,Jakarta : PT. Prestasi Pustakarya, 2012
Zainuddin, Masyhuri, Metodologi Penelitian Pendektan Praktis dan Aplikatif”, Bandung : PT. Reflika Aditama, 2011.
Daulay, Putra, Haidar, “Pendidikan Islam dalam Sitem Pendidikan Nasional di Indonesia, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2014.







[1] A.D Ahmad Marimba, “Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al-Maarif, 2009), Hal 5.
[2]Jalaludin, “Teologi Pendidikan”, (Jakarta : Raja GrafindoPersada : 2010), Hal 110.
[3]Nasruddin Razak, “Dienul Islam”, (Bandung : Al-Ma’rif, 2008), Hal 47.
4 Mislinar , tesis yang berjudul  Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Peningkatan Akhlak Peserta Didik (Studi kasus di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Izzudin Palembang”,(Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang, 2011).
[5] Khoirul Anwar , dalam tesisnya yang berjudul“Pembinaan akhlak siswa di MA Muhammadiyah 1 Palembang (pada kegiatan keagamaan), (Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang, 2005).
[6] Hermi ,Dalam tesisnya yang berjudul“Akhlak siswa SMA (Studi kasus terhadap akhlak pelajaran SMA Negri 2 Muara Pinang Kab. 4 Lawang) dan factor-faktor yang mempengaruhinya” (Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang, 2015).
[7] Op.Cit, hal 78
[8] Usman, “Menjadi Guru Profesional”, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hal 45.
[9] Ibid, hal 68
[10] Sardiman, “Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar”, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hal 115.
[11] Hasan Basri, “Filsafat Pendidikan Islam”, (Bandung : Pustaka Setia, 2014, hal 93.
[12] Ibid, hal 98.
[13] Zainuddin, Metodologi Penelitian Pendektan Praktis dan Aplikatif”, (Bandung : PT. Reflika Aditama, 2011), hal 89.
[14] Zainuddin, Masyhuri, Metodologi Penelitian Pendektan Praktis dan Aplikatif”, (Bandung : PT. Reflika Aditama, 2011), hal 87.

[15] Ibid, hal 92
[16] Zainal Arifin, “Evaluasi Pembelajaran”, (Bandung : PT. Remaja Rosdkarya, 2011), Hal 153.
[17] Ibid., hal 158.
[18] Musfiqon, “Metodologi Penelitian Pendidikan”, (Jakarta : PT. Prestasi Pustaka, 2012), hal 131.

KerjaSama Orang Tua dengan Guru Dalam Pembentukan Akhlak siswa Pada Tingkat MI Di Yayasan Wathoniyah 5 ulu Laut Palembang

CONTOH PROPOSAL TESIS PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Agama Islam sangat menjunjung tinggi tingkah laku atau akhlak ya...